Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas Bumi Nasional (Aspermigas) menilai penundaan lelang Wilayah Kerja Migas (WK Migas) oleh pemerintah tidak akan begitu mempengaruhi iklim investasi.
Ketua Umum Aspermigas John S Karamoy menuturkan pengambilan kebijakan ini merupakan konsekuensi pandemi covid-19 khususnya terkait kesulitan para calon investor mengakses data blok migas yang hendak ditawarkan.
Kendati dinilai tak bakal banyak mempengaruhi iklim investasi, John menilai aspek kepastian hukum masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah. Poin ini dinilai punya dampak terhadap menurunnya minat berinvestasi di sektor hulu.
"Kepastian hukum mencakup dua hal, pertama adalah Production Sharing Contract (PSC) yang kompetitif dan regulasi soal operasi pencarian sumber migas," kata dia kepada Kontan.co.id, Senin (7/9).
Baca Juga: IPA minta penundaan lelang WK Migas disertai perbaikan data
John menjelaskan, selama ini memang pemerintah telah menyederhanakan regulasi terkait pencarian sumber migas, namun pelaksanaannya masih menemui banyak kendala.
Menanggapi kondisi tersebut, Aspermigas mengajukan sejumlah usulan yang dinilai bergantung pada sikap dan peranan pemerintah daerah serta BUMD.
Nantinya, para perusahaan hulu migas hanya akan berfokus pada kegiatan operasi di lapangan seperti operasi seismic, operasi pemboran dan operasi-operasi lanjutan bila diketemukan cadangan migas.
"Program ASPERMIGAS ke depan adalah agar perusahaan-perusahaan hulu migas nasional yang memiliki mitra investor asing dapat diberikan kesempatan untuk mendapatkan wilayah-wilayah kerja migas dengan “syarat-syarat yang lebih menarik” agar potensi pemanfaatan migas nasional dapat terus berlangsung dan tumbuh," pungkas John.
Asal tahu saja, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan proses lelang Wilayah Kerja Minyak dan Gas Bumi (WK Migas) tak akan dilakukan di sisa tahun ini.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif bilang lelang yang sedianya direncanakan pada semester II 2020 bakal ditunda menyusul permintaan para Kontraktor Kontrak Kerja Sama.
"Kami rencanakan lelang 12 WK Migas, tapi karena pandemi covid-19 dan respon KKKS diperkirakan tidak terlalu (antusias). KKKS menyarankan dijadwal ulang ke kuartal pertama tahun depan," ujar Arifin dalam Rapat Kerja bersama Komisi VII DPR RI, Rabu (2/9).
Dari 12 WK Migas tersebut, 2 WK Migas merupakan laut dalam, 5 WK penawaran langsung dan 5 WK lelang reguler.
Asal tahu saja, lima WK lelang reguler yakni WK Merangin III (onshore), WK Sekayu (onshore), WK North Kangean (offshore), WK Cendrawasih VIII (offshore), WK Mamberamo (onshore dan offshore). Potensi kelima WK tersebut mencapai 1.203,69 Million Barrels of Oil (MMBO) dan 586,9 billion cubic feet (Bcf).
Sementara lima WK penawaran langsung yang potensinya mencapai 2.232,75 MMBO dan 4.420 Bcf yakni WK West Palmerah (Onshore), WK Rangkas (Onshore), WK Liman (Onshore), WK Bose (Onshore dan Offshore) dan WK Maratua (Onshore dan Offshore).
Selanjutnya: Kementerian ESDM menunda lelang WK migas hingga awal 2021, simak alasannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News