Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah dan berbagai pihak swasta terus mendorong digitalisasi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Namun, upaya itu masih harus terus dilakukan secara berkelanjutan mengingat jumlah UMKM di Tanah Air sangat besar dan saat ini masih banyak yang belum melakukan tranformasi digital.
Untuk mendukung tranformasi digital melakukan tranformasi digital, PT Admin Pintar Kita meluncurkan meluncurkan aplikasi BUMI dengan menggandeng Barisan Muda Wirausaha Indonesia (BMWI).
"Berdasarkan data Menkominfo, dari 64,2 juta UMKM di Indonesia baru sekitar 8 juta yang go online dan kontribusinya terhadap PDB baru mencapai 60%. Peluncuran BUMI berangkat dari kepedulian kami mendorong ini," kata CEO PT Admin Pintar Kita Joseph Simbar dalam keterangan resminya, Kamis (16/3).
Joseph menjelaskan, Admin Pintar Kita yang berperan sebagai partner teknologi dari BMWI berkomitmen untuk membangun dan membantu UMKM Indonesia dalam melakukan transformasi digital. Perusahaan ini akan mendukung BMWI dalam upaya menaikkan kelas lebih dari 100.000 UMKM di Indonesia.
Sebagai informasi, PT Admin Pintar Kita adalah perusahaan di balik aplikasi Mimin, aplikasi chat commerce yang membantu lebih dari 50.000 UMKM untuk memproses pesanan yang masuk melalui chat.
Aplikasi BUMI akan memproses pesanan 70% lebih cepat, menghitung ongkir secara otomatis, menerima berbagai macam metode pembayaran online, laporan penjualan yang terintegrasi serta mendapatkan website secara langsung guna menerima pemesanan melalui website.
Joseph menambahkan, aplikasi tersebut juga mendukung program pemerintah untuk menggunakan QRIS agar penjual dan pembeli dapat melakukan proses jual beli dengan lebih mudah, cepat, dan terjaga keamanannya.
Adapun Ketua Umum BMWI Syamsul Hidayah memaparkan, pihaknya memutuskan untuk bekerja sama dengan PT Admin Pintar Kita karena punya visi yang sama dalam memajukan UMKM.
Sementara Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam sambutannya memaparkan bahwa Indonesia memiliki pekerjaan rumah untuk meningkatkan jumlah wirausahawannya.
Dibandingkan seperti Singapura dengan jumlah wirausaha sebesar 8%, Malaysia dan Thailand di atas 4%, maka Indonesia yang jumlah entrepreneurnya baru di angka 3,47% cukup tertinggal.
Penciptaan wirausaha dipandang Teten akan menjadi solusi dari ancaman pengangguran di masa depan. Setiap tahun ada 3,5 juta lulusan perguruan tinggi. "Dengan tingkat ekonomi kita maka yang akan terserap hanya 2 juta. Sebanyak 1,5 juta alumnus terancam jadi pengangguran. Karena itu penciptaan wirausaha dapat menjadi solusinya,” jelas Teten.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News