Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lewat layanan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk rekayasa cuaca di Indonesia, PT Smart Cakrawala Aviation (Smart Aviation), perusahaan jasa angkutan udara niaga tidak berjadwal telah menyelesaikan 20 proyek rekayasa cuaca sepanjang tahun 2023.
Sonia Nasution, General Manager Smart Aviation mengatakan, proyek berasal dari berbagai instansi baik swasta maupun negeri, yaitu permintaan dari pemerintah.
Baca Juga: Smart Aviation Bakal Tambah 4 Armada Pesawat untuk Tunjang Kinerja
“Untuk TMC, overall tahun lalu kurang lebih hampir 20 project (selesai). Kemudian untuk tahun ini, kita sudah lakukan 2 area. Pertama kita ikut serta dalam penanggulangan banjir di Jakarta di Januari 2024 kemarin, kemudian juga yang sekarang terjadi di Semarang untuk penanggulangan banjir di Demak,” ungkap Sonia saat ditemui Kontan dalam acara Intimate Luncheon Smart Aviation with Media, di kawasan Jakarta Pusat, Selasa (20/02).
Ia menambah untuk durasi penerbangan dari masing-masing proyek, perseroan akan mengikuti permintaan dari klien juga dari flight scientist yang dimiliki perusahaan.
“Durasinya (penerbangan) mengikuti analisa dari BMKG, BRIN dan flight scientist kami sendiri,” ungkap Sonia.
Baca Juga: Menhub Hadiri Pertemuan Pemimpin Transportasi se-ASEAN di Laos
Untuk proyek rekayasa terbaru mereka di Demak, saat ini sudah berlangsung sejak 13 Februari lalu.
“Saat ini kita sudah dimulai sejak tanggal 13, jadi hari ini kita memulai kurang lebih 8 hari dalam melakukan teknologi modifikasi cuaca untuk area Demak dan sekitarnya,” jelasnya.
Melalui jasa TMC, Smart Aviation juga telah mencatatkan pendapatan yang lumayan.
Hastera Nagara selaku Executive Business Development Smart Aviation mengatakan, perbandingan pendapatan perusahaan dari sektor TMC dan non-TMC sebesar 50:50aa.
“Sampai sekarang masih 50:50 (pendapatan) karena yang kita kerjakan TMC dengan yang kita kerjakan secara reguler di Papua maupun di Kalimantan. Karena TMC sendiri sifatnya masih base on penunjukan langsung, jadi kita menunggu instruksi langsung dari BMKG dan BNPB, sedangkan kalau untuk yang reguler kita sehari-hari di Papua dan Kalimantan selalu ada daily,” jelasnya.
Baca Juga: Simak, Begini Aturan Bawa Koper Pintar Ke Dalam Pesawat
Sebagai tambahan informasi, hingga saat ini Smart Aviation telah memiliki 16 Unit Caravan, 4 Unit Pilatus PC-6, 3 Unit Cessna 172, 1 Unit Helikopter EC130 T2/H130 T2 untuk mendukung ekosistem industri penerbangan di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News