Reporter: Agung Hidayat, Eldo Christoffel Rafael | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Banyaknya hari libur di pengujung tahun ini menyebabkan kalangan pengusaha di sektor manufaktur ketar-ketir. Pasalnya, aktivitas produksi dan pemasaran akan terganggu lantaran akses yang terbatas. Walhasil, kinerja perusahaan berpotensi menjadi terhambat.
Salah satu sektor yang berdampak kondisi ini adalah industri semen. Antonius Marcos, Sekretaris Perusahaan PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk mengatakan, libur akhir tahun akan berdampak kepada aktivitas produksi dan distribusi semen.
Menurut Antonius, sektor yang paling dirasakan dampaknya ialah di bidang transportasi. "Libur panjang ini memang siklus tahunan. Truk dilarang beroperasi selama beberapa hari, tentu ada mempengaruhi penjualan," terang Antonius kepada Kontan.co.id, Kamis (21/12).
Walaupun dibayang-bayangi oleh libur panjang, tetapi emiten berkode saham INTP di bursa efek Indonesia (BEI) ini tetap optimistis hingga akhir tahun penjualan semen tetap tumbuh 6%-7% dibandingkan tahun lalu. Sekadar catatan, hingga November lalu volume penjualan semen yang ditorehkan oleh Indocement mencapai 15 juta ton.
Keluhan yang sama juga diutarakan oleh Prama Yudha Amdan, Corporate Communication Manager PT Asia Pacific Fiber Tbk. Menurutnya, distribusi produk bakal terhambat saat libur panjang, karena adanya penutupan jalur bagi truk-truk kontainer. "Biasanya di periode puncak arus saat liburan akan ditutup jalur-jalur tertentu, tentu ini berdampak pada produktivitas kami," kata Prama. Ia berharap, penutupan arus transportasi bagi kendaraan besar dilakukan menggunakan mekanisme buka tutup.
Asia Pacific Fiber juga masih menunggu kebijakan terkait pengaturan jalur lalu lintas dari Kementerian Perhubungan (Kemhub). Pengusaha membutuhkan fleksibilitas aturan dari pemerintah.
Prama mencontohkan, apabila puncak arus lalu lintas terjadi di siang hari, maka kendaraan-kendaraan pengangkut dari industri diperkenankan berjalan di jalur tol pada dini hari.
Tetap beroperasi
Namun, tidak semua perusahaan terganggu dengan adanya libur panjang di akhir tahun ini. "Kebetulan libur hanya di tanggal merah saja," ujar Anne Patricia Sutanto, Wakil Presiden Direktur PT Pan Brothers Tbk.
Maklum, banyaknya pesanan di tahun depan membuat Pan Brothers saat ini tengah giat menggenjot produksi. "Kami masih full produksi karena sedang mengejar ekspor," kata Anne.
Sekadar catatan, sebanyak 95%–97% dari produksi Pan Brothers dikirim ke luar negeri. Porsi terbesar dipasarkan ke negara-negara Asia yang mencapai 56%, diikuti negara-negara di Amerika sebesar 26%, dan sisanya ke negara-negara di Eropa.
Terus meningkatnya permintaan, membuat emiten berkode saham PBRX di BEI ini merencanakan penambahan kapasitas terpasang pabrik untuk garmen di akhir 2017. Yakni, dari 90 pieces juta per tahun menjadi 111 juta pieces per tahun.
Perlu diketahui, tahun 2018 Pan Brothers akan menganggarkan dana untuk ekspansi sebesar US$ 30 juta. Biaya itu masuk dalam belanja modal (capex) tahun depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News