kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Lifting Minyak Hingga November 2021 Mencapai 93,2% dari Target


Senin, 20 Desember 2021 / 16:23 WIB
Lifting Minyak Hingga November 2021 Mencapai 93,2% dari Target
ILUSTRASI. Migas. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN


Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat realisasi lifting minyak hingga November 2021 mencapai 657 ribu barel minyak per hari (BOPD). Jumlah ini setara 93,2% dari target lifitng minyak tahun ini yang ditetapkan sebesar 705 ribu BOPD.

Hal ini disampaikan Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam gelaran Rapat Kerja SKK Migas tahun 2021 yang digelar Senin (20/12). Dwi melanjutkan, lifting gas per November 2021 mencapai 5.492 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) atau 97,4% dari target 5.638 MMSCFD.

Outlook akhir tahun kami proyeksikan sebesar 660 ribu BOPD atau 93,6% untuk minyak dan 5.505 MMSCFD atau sebesar 97,5% untuk gas,” ujar Dwi dalam keterangan resmi, Senin (20/12).

Baca Juga: Pertamina targetkan produksi Blok Rokan capai 180.000 barel per hari di 2022

Selain itu, untuk penerimaan negara sudah mencapai US$ 12,55 miliar setara Rp 182 triliun atau 172% dari target US$ 7,28 miliar, cost recovery sebesar US$ 6,55 miliar, serta Reserve Replacement Ratio mencapai 102,3% dari target. 

“Untuk penerimaan negara, meskipun mengalami tantangan Covid-19 outbreak yang terjadi pada Semester-I 2021, kami bersyukur harga minyak dunia berangsur naik sehingga pada akhir 2021 dapat kami proyeksikan penerimaan negara akan mencapai US$ 13,92 miliar setara Rp. 202 triliun atau hampir dua kali lipat dari target APBN,” terang Dwi.

Pemerintah sendiri telah menetapkan target lifting untuk tahun 2022 sebesar 703 ribu BOPD dan 5.800 MMSCFD. Dalam menghadapi target tersebut, Dwi mengatakan meskipun entry point tahun 2022 hanya berkisar 660 ribu BOPD, pihaknya tetap optimis dapat mencapai target asalkan para pekerja SKK Migas dapat melakukan langkah-langkah yang tidak biasa. 

“Oleh karena itu kepada seluruh pekerja SKK Migas, saya menekankan agar proses mana yang bisa dipercepat agar dipercepat. Kita tidak lagi bisa menjalankan business as usual,” tegasnya.

Dwi melanjutkan, SKK Migas juga telah mendapatkan minat dari beberapa investor tentang migas non konvensional (MNK) dan juga chemical Enhanced Oil Recovery (EOR) sudah mulai meningkat. “Dengan meningkatnya minat para investor, strategi terkait MNK dan EOR dapat lebih agresif di tahun-tahun ke depan untuk mendukung capaian produksi nasional di tahun 2030,” lanjutnya.

Dalam kesempatan yang sama, Dwi juga mengucapkan terima kasih atas dukungan yang diberikan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) atas komitmen penuh dalam mendukung transformasi hulu migas.

“Di tengah gencarnya perubahan energi dunia yang mengarah pada penggunaan energi baru dan terbarukan (EBT), kami menyadari betul dukungan pemerintah utamanya Kementerian ESDM terhadap industri hulu migas masih sangat besar, hal ini direalisasikan dalam pemberian insentif baik fiskal maupun non fiskal untuk tetap menjaga gairah investasi hulu migas. Terima kasih atas dukungan Bapak Menteri ESDM,” kata Dwi.

Baca Juga: Investor Asing Hengkang, Iklim Investasi Hulu Migas Indonesia Dinilai Kurang Menarik

Dirinya juga mengingatkan beberapa hal penting kepada pekerja SKK Migas di tengah upaya pencapaian target jangka pendek dan jangka panjang. Terutama berkaitan dengan integritas dalam mencapai target, peluang peningkatan efisiensi hingga peran serta secara aktif dalam kegiatan operasi KKKS.

Dwi juga menyinggung mengenai One Door Service Policy (ODSP) yang sudah terbentuk, dia berharap SKK Migas dapat lebih proaktif dalam menyelesaikan permasalahan yang dialami oleh KKKS utamanya terkait masalah perizinan. 

“Masalah komersialisasi juga harus dibenahi, jangan sampai ada proyek yang tidak dapat jalan karena monetisasi, kita harus cari jalan keluar sehingga investasi dapat lebih marak dan proyek dapat berjalan,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×