Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
Dwi melanjutkan, SKK Migas juga telah mendapatkan minat dari beberapa investor tentang migas non konvensional (MNK) dan juga chemical Enhanced Oil Recovery (EOR) sudah mulai meningkat. “Dengan meningkatnya minat para investor, strategi terkait MNK dan EOR dapat lebih agresif di tahun-tahun ke depan untuk mendukung capaian produksi nasional di tahun 2030,” lanjutnya.
Dalam kesempatan yang sama, Dwi juga mengucapkan terima kasih atas dukungan yang diberikan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) atas komitmen penuh dalam mendukung transformasi hulu migas.
“Di tengah gencarnya perubahan energi dunia yang mengarah pada penggunaan energi baru dan terbarukan (EBT), kami menyadari betul dukungan pemerintah utamanya Kementerian ESDM terhadap industri hulu migas masih sangat besar, hal ini direalisasikan dalam pemberian insentif baik fiskal maupun non fiskal untuk tetap menjaga gairah investasi hulu migas. Terima kasih atas dukungan Bapak Menteri ESDM,” kata Dwi.
Baca Juga: Investor Asing Hengkang, Iklim Investasi Hulu Migas Indonesia Dinilai Kurang Menarik
Dirinya juga mengingatkan beberapa hal penting kepada pekerja SKK Migas di tengah upaya pencapaian target jangka pendek dan jangka panjang. Terutama berkaitan dengan integritas dalam mencapai target, peluang peningkatan efisiensi hingga peran serta secara aktif dalam kegiatan operasi KKKS.
Dwi juga menyinggung mengenai One Door Service Policy (ODSP) yang sudah terbentuk, dia berharap SKK Migas dapat lebih proaktif dalam menyelesaikan permasalahan yang dialami oleh KKKS utamanya terkait masalah perizinan.
“Masalah komersialisasi juga harus dibenahi, jangan sampai ada proyek yang tidak dapat jalan karena monetisasi, kita harus cari jalan keluar sehingga investasi dapat lebih marak dan proyek dapat berjalan,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News