Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masih andalkan penjualan software, PT Limas Indonesia Makmur Tbk bidik pertumbuhan kinerja keuangan 7,5% tahun ini.
Sekretaris Perusahaan Limas Indonesia Makmur, Baso Amir menyebutkan untuk mencapai target tersebut pihaknya akan menggenjot pemasaran software perseroan yang meliputi Stock Wacth dan Stock Widget dan juga jasa.
Baca Juga: Saham Limas Indonesia Makmur (LMAS) bisa ditransaksikan lagi pada hari ini
"Fokus penjualan adalah emiten baru di Bursa Efek Indonesia (BEI), terutama yang masuk pasar pada 2019 dan 2020," ujarnya kepada kontan.co.id , Kamis (16/1).
Ia mengaku bahwa saat ini sudah ada beberapa emiten yang menggunakan produknya seperti PT PP Tbk, PT PP Properti Tbk, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk.
Selain itu, pihaknya juga tengah melakukan pilot project untuk software baru yakni Customer Relationship Management (CRM). Lebih lanjut, Baso bilang software tersebut merupakan perangkat lunak yang dikembangkan untuk membantu sistem back office di perusahaan sekuritas atau broker.
Berbeda dengan Stock Watch yang merupakan terminal pemantau perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang biasa digunakan perusahaan sekuritas dan investor individu.
Baca Juga: Harga melonjak 156%, saham Limas Indonesia Makmur (LMAS) kena suspensi
Sedangkan Stock Widget, merupakan perangkat lunak yang digunakan oleh emiten untuk menampilkan harga saham emiten yang bersangkutan di website resmi.
Sayang, ia masih belum bisa menyampaikan kapan software tersebut akan diluncurkan ke pasar. Dirinya juga menyakini dengan strategi yang dilakukan tahun ini maka pihaknya tak akan menganggarkan belanja modal. Demikian pula untuk pilot project CRM.
"Karena dikerjakan secara inhouse di Limas, maka tidak ada alokasi khusus dana untuk pengembangan," tuturnya.
Baca Juga: Limas Indonesia Makmur rugi kurs Rp 3,61 miliar akibat pelemahan rupiah di awal tahun
Kinerja perseroan
Berdasar laporan keuangan, hingga kuartal III 2019 emiten dengan kode saham LMAS di BEI ini mencatatkan pendapatan Rp 134,57 miliar. Capaian tersebut turun tipis 2,23% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 137,65 miliar.
Menurut Baso, penurunan tersebut terjadi disebabkan oleh beberapa kontrak pada anak usaha yakni PT Geotech System Indonesia tidak sebesar tahun sebelumnya.
Baca Juga: Limas Indonesia Makmur berharap mengantongi pertumbuhan 7% tahun ini
Sedangkan dari sisi bottom line, tercatat perseroan mencatatkan kinerja apik yang mana berhasil membalik rugi menjadi untung. Tercatat laba bersih hingga kuartal III 2019 sebesar Rp 5,17 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mencatatkan rugi Rp 951 juta. "Untuk realisasinya kami masih proses audit," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News