kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lini bisnis seluler masih menjadi penopang utama Indosat (ISAT)


Rabu, 04 November 2020 / 06:30 WIB
Lini bisnis seluler masih menjadi penopang utama Indosat (ISAT)


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten telekomunikasi PT Indosat Tbk. (ISAT) mencetak pendapatan sebesar Rp 20,59 triliun sepanjang periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2020 atau tumbuh 9,2% dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang dipublikasikan melalui keterbukaan di Bursa Efek Indonesia (BEI), kontributor terbesar pendapatan emiten telekomunikasi berkode sandi ISAT ini masih berasal dari lini bisnis seluler yakni sebesar Rp 17,03 triliun. Pendapatan lini ini meningkat 12,9% YoY disebabkan peningkatan pendapatan data.

Diikuti oleh lini bisnis multimedia, internet, & data (MIDI) sebesar Rp 3,16 triliun, turun 2,5% yoy karena penurunan pendapatan dari layanan internet dan jasa IT. Kemudian lini telekomunikasi tetap sebesar Rp 395,5 miliar, atau turun 24% karena penurunan traffic incoming.

Di sisi lain, pos beban-beban Indosat juga turut meningkat sebesar 7,2%, dari semula Rp 17,33 triliun menjadi Rp 18,83 triliun. Salah satu yang paling besar adalah kenaikan beban karyawan yang naik 52,9% yoy karena ada dampak penyesuaian organisasi.

Alhasil, perseroan belum berhasil membalikkan kerugian yang dialami. Tahun ini ISAT masih mencetak rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik enititas induk sebesar Rp 457,5 miliar, lebih besar dibanding rugi tahun lalu sebesar Rp 284,6 miliar.

Baca Juga: Indosat bangun Jaringan transport 5G Ready Berbasis SRv6 pertama di Asia Pasifik

“Indosat Ooredoo membukukan rugi bersih sebesar Rp 457,5 miliar atau naik sebesar Rp172,9 milliar dibandingkan rugi bersih di 9B 2019 yang utamanya disebabkan oleh dampak penyesuaian organisasi dan kenaikan biaya keuangan dari liabilitas sewa,” jelas perseroan, Selasa (3/11).

Adapun EBITDA perseroan sebesar Rp 8,46 triliun, naik 17,0% dari tahun lalu sebesar Rp 7,23 triliun, dengan marjin EBITDA 41,1% dibandingkan periode sebelumnya 38,4%.

Sementara itu, pengeluaran belanja modal hingga akhir kuartal III/2020 sebesar Rp 5,94 triliun, miliar turun sebesar 9,1% yoy. Adapun sekitar 85,5% dari belanja modal ini dialokasikan untuk bisnis selular demi mendukung permintaan layanan data dan sisanya dialokasikan pada pengadaan barang modal untuk MIDI, infrastuktur dan IT.

Dari pos kewajiban, per tanggal 30 September 2020, ISAT memiliki utang pokok sebesar Rp 17,46 triliun. Kemudian, posisi kas perseroan per tanggal 30 September 2020 adalah sebesar Rp 4.346,6 miliar dengan utang bersih sebesar Rp 13.122,5 miliar.

Selanjutnya: Ilham Bintang resmi gugat Indosat dan Commonwealth Bank, total Rp 200 miliar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×