Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia memberikan tantangan besar bagi seluruh pelaku industri. Peristiwa ini mendorong banyak penyesuaian salah satunya peralihan dari sistem kerja konvensional menjadi digital. Lintasarta sebagai perusahaan ICT total solutions yang telah beroperasi lebih dari tiga dekade di Indonesia, gencar memberikan layanan solusi digital untuk percepatan transformasi digital para pelaku industri.
Marketing & Solution Director Lintasarta Ginandjar mengatakan, beberapa perubahan seperti percepatan transformasi digital sudah banyak diadopsi pelaku bisnis. Di tengah kondisi yang masih sarat akan ketidakpastian, pelaku industri berupaya mengantisipasinya dengan efisinesi dan optimalisasi sehingga bisa bertahan dan lolos dari badai pandemi Covid-19 di sepanjang 2020.
"Untuk mewujudkan hal tersebut dan dalam rangka HUT ke-33 Lintasarta, kami sudah mempersiapkan solusi-solusi baru yang diharapkan dapat membantu berbagai jenis industri dalam mencapai tujuannya," kata Ginandjar dalam acara media gathering, Senin (5/4).
Maka itu, di sepanjang tahun ini sudah ada beberapa produk unggulan yang jadi andalan Lintasarta. Tentu portofolio produk telah diadopsi sesuai dengan kebutuhan pasar dan relevan dengan kondisi yang ada. Ginandjar mengatakan, ada beberapa di antara sekian banyak solusi yang dimiliki Lintasarta untuk menjawab tantangan percepatan transformasi digital di 2021.
Baca Juga: Lintasarta smart campus e-learning permudah proses pembelajaran jarak jauh (PJJ)
Pertama, solusi digital di sektor keuangan. Lintasarta punya produk bernama Third Party Card Management (TPCM) yang merupakan solusi penerbitan kartu kredit untuk bank buku 2 dan 3 atau industri lain yang ingin memiliki kartu kredit dengan brand ekslusif bertaraf internasional.
Ginandjar mengatakan, saat ini sistem sharing economy dan sharing infrastructure semakin populer. Hal ini penting lantaran pelaku usaha tidak perlu investasi besar-besaran untuk aplikasi, infrastruktur digital, tim pengelola, dan lainnya. Masalah yang biasa dirasakan dalam membangun sistem digital dari nol adalah persoalan kompetensi dan investasi.
Lewat produk TPCM, Lintasarta mengakomodir perbankan yang ingin sharing infrastructur sehingga bank yang akan membuat produk kartu kredit tidak lagi membangun sistem sendiri. "Pelaku usaha bisa mengatur sendiri seperti apa batas limit, expired due date, dan lainnya. Masalah security sudah comply dengan seluruh regulasi yang ada," kata Ginandjar.
Produk kedua, solusi di sektor edukasi bernama Smart Campus. Sejak tahun 2019, Lintasarta sudah memiliki layanan Smart Campus untuk mendukung digitalisasi dunia pendidikan tingkat tinggi. Dengan adanya sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ), Lintasarta Smart Campus dapat dimanfaatkan seluruh sivitas akamedia sehingga proses belajar mengajar tetap dapat berjalan dengan efektif meski dari rumah masing-masing.
“Solusi Lintasarta Smart Campus meliputi mobile application, enterprise resource planning atau ERP, e-Learning, dan sistem informasi akademis atau SIAKAD,” kata Ginandjar.
Ginandjar berharap, dengan adanya total solusi ini proses percepatan digitalisasi kampus bisa terjadi dan memudahkan.
Produk ketiga, solusi di sektor pelayanan kesehatan bernama Owlexa Corporate Health Administration. Sebenarnya, Lintasarta sudah mengembangkan produk ini sejak lima tahun yang lalu. Solusi ini diperuntukkan bagi perusahaan yang ingin memiliki metode penjaminan non-tunai dan dapat disesuaikan dengan kebijakan perusahaan.
Lintasarta telah bekerja sama dengan lebih dari 3.500 rumah sakit dan penyedia jasa kesehatan di Indonesia, Owlexa Corporate Health Administration dapat dijadikan alternatif manajemen kesehatan karyawan perusahaan.
Menurut Ginandjar, sistem ini dibutuhkan departemen sumber daya manusia untuk memudahkan proses penggantian uang karyawan (reimbursement). Sistemnya, karyawan hanya mengeluarkan kartu Owlexa yang kemudian dikomunikasikan ke tim internal Owlexa untuk memastikan karyawan tersebut memang ditanggung oleh perusahaan. Selain itu juga, memastikan apa saja penyakit dan obat yang di-cover. "Jadi proses verifikasi bisa valid dan cepat, perusahaan tinggal duduk manis tanpa repot," ujarnya.
Produk lainnya, Lintasarta juga mempersiapkan solusi infrastruktur yang beberapa dari solusi ini sudah membantu pelanggan Lintasarta dari berbagai jenis industri. Solusi infrastruktur ini adalah Cloud, Managed Security, IT Outsourcing atau Lintasarta Enterprise on Advance Professional Services (LEAPS), Internet Dedicated, Metro Ethernet dan Leased Line.
Ginandjar mengungkapkan, Lintasarta sudah mengantongi kontrak dari seluruh produk tersebut. "Tinggal kami akan boost lebih besar lagi di tahun ini," imbuhnya.
Lewat sejumlah produk tersebut, diharapkan dapat terjalin simbiosis mutualisme antara pelaku industri dengan Lintasarta. Oleh karenanya, perusahaan ICT ini optimistis dapat meraih pertumbuhan kinerja yang cemerlang di sepanjang 2021.
Bramudija Hadinoto, Corporate Service Director Lintasarta menambahkan, di tahun ini Lintasarta akan membidik pertumbuhan pendapatan menjadi Rp 3,03 triliun atau tumbuh sekitar 8% dibandingkan tahun lalu. dan laba bisa mencapai Rp 160 miliar.
Selanjutnya: Transformasi bisnis ke era digital, ini langkah yang disiapkan Lintasarta
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News