kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lionmesh menanti pabrik kawat baja baru


Jumat, 11 November 2016 / 11:04 WIB
Lionmesh menanti pabrik kawat baja baru


Reporter: Umi Kulsum | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Kalau tak ada aral melintang, PT Lionmesh Prima Tbk mengoperasikan pabrik kawat baja las baru di Desa Popoh, Kecamatan Wonoayu, Sidoarjo, Jawa Timur mulai kuartal I 2017. Pabrik tersebut akan memproduksi wire rod steel alias kawat batang baja.

Pasca pabrik Sidoarjo beroperasi, total kapasitas produksi Lionmesh Prima akan menjadi 30.000 ton per tahun. Perusahaan ini sudah melaju dengan dukungan fasilitas produksi berkapasitas 20.000 ton per tahun.

Lionmesh Prima mengaku, proses pembangunan pabrik Sidoarjo masih sejalan dengan rencana. Hingga November ini, tahap pembangunan sudah sampai 70%.

Itu berarti, Lionmesh Prima harus ngebut merampungkan 30% tahap pembangunan. Sebab, perusahaan yang tercatat dengan kode saham LMSH di Bursa Efek Indonesia ini masih mencanangkan jadwal penyelesaian pembangunan pabrik akhir tahun 2016.

Sejauh ini, pembangunan Sidoarjo telah menyedot anggaran Rp 65 miliar. Lionmesh Prima masih membutuhkan dana dari pihak ketiga untuk merampungkan proyek itu. "Sudah ada yang menawarkan, tapi finalisasinya belum ditentukan," ujar Lawer Supendi, Direktur Utama PT Lionmesh Prima Tbk kepada KONTAN, Kamis (11/11).

Sebelumnya manajemen Lionmesh Prima, menjelaskan, pabrik Sidoarjo merupakan pengganti pabrik lawas di kota yang sama. Pabrik lawas  tutup operasi awal tahun 2014 setelah terendam lumpur Lapindo.

Rencana pembangunan pabrik Sidoarjo sempat tertunda. Awalnya, Lionmesh Prima bermaksud membangun pabrik akhir tahun 2015. Rencana tersebut kemudian bergeser ke awal tahun 2016 karena mereka harus memenuhi sejumlah perizinan.

Sembari melanjutkan pembangunan, Lionmesh Prima juga bersiap mengisi fasilitas pabrik Sidoarjo. "Kami juga sedang menunggu pesanan mesin dari Eropa untuk menunjang kebutuhan pabrik di Sidoarjo," terang Lawer.

Harga sempat turun

Kalau tahap pembangunan pabrik baru on the track, lain cerita dengan kinerja Lionmesh Prima. Hingga 30 September 2016, penjualan neto tercatat Rp 107,59 miliar atau turun 15,09% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Tak ada pembagian segmen produk Lionmesh Prima. Semua fulus tadi berasal penjualan welded wiremesh (weldmesh) atau kawat loket. Ini adalah jenis kawat stainless steel yang memiliki daya karat lebih baik ketimbang kawat besi biasa. Lionmesh Prima menjual semua produk ke pasar dalam negeri.

Menurut Lionmesh Prima, pemicu penjualan turun adalah susutnya harga jual. Harga jual sempat berada di level Rp 5.000 per kilogram (kg). Kini harga sudah mendaki di Rp 6.000 per kg.

Beruntung, beban pokok penjualan kuartal III 2016 Lionmesh Prima turun lebih dalam, yakni 20,56% menjadi Rp 96,15 miliar. Alhasil, laba neto naik dua kali lipat lebih menjadi Rp 4,07 miliar.

Sepanjang tahun ini Lionmesh Prima memang mengaku tak mudah mengejar kinerja dobel. Dus, perusahaan ini menargetkan pertumbuhan penjualan 3%.

Nyaris, Lionmesh Prima hanya bergantung pada katalis positif dari proyek infrastruktur. "Akhir tahun kami berharap lebih baik dibandingkan  tahun lalu, kami juga menunggu ekonomi yang mulai membaik," harap Lawer.

Sementara tahun depan, Lionmesh Prima belum memiliki proyeksi yang pasti. Alih-alih membeberkan target, perusahaan tersebut memilih berharap ada peningkatan gairah ekonomi nasional. Proyek infrastruktur pemerintah maupun swasta tetap menjadi sandaran perusahaan ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×