kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.948.000   47.000   2,47%
  • USD/IDR 16.541   37,00   0,22%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

Lippo Kembangkan Hunian Warisan Bangsa, Tawarkan Rumah Layak dan Terjangkau


Selasa, 17 Juni 2025 / 14:29 WIB
Lippo Kembangkan Hunian Warisan Bangsa, Tawarkan Rumah Layak dan Terjangkau
ILUSTRASI. Warga melintas di perumahan subsidi Desa Cibunar, Kab. Bogor, Jawa Barat, Senin (2/6/2025). Luas rumah subsidi bakal semakin mengecil, hal itu terungkap dari draft Keputusan Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Nomor/KPTS/M/2025. Dari draf aturan terbaru, luas bangunan rumah subsidi menjadi hanya 18-36 meter persegi, sedangkan luas tanahnya di 25-200 meter persegi./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/02/06/2025.


Reporter: Muhammad Alief Andri | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah lonjakan urbanisasi dan keterbatasan akses terhadap rumah layak, Lippo Group hadir lewat proyek Hunian Warisan Bangsa (HWB) sebagai solusi nyata bagi keluarga berpenghasilan rendah. Proyek ini menawarkan hunian subsidi yang tak hanya terjangkau secara finansial, tapi juga dirancang dengan prinsip hunian layak dan manusiawi.

Mengusung konsep kompak dan efisien, HWB menawarkan dua tipe rumah dengan luas bangunan di bawah 25 meter persegi, namun tetap dilengkapi ruang tamu, dapur, kamar mandi, hingga carport. Struktur bangunan memakai beton bertulang, atap baja ringan, serta instalasi listrik 900 watt dan air bersih dari PDAM.

Bahkan, pengembang menyediakan paket furnitur siap pakai seharga Rp 2,5 juta agar rumah bisa langsung dihuni. Isinya mencakup kompor, sofa bed, kasur, lemari, hingga kipas angin.

Baca Juga: Heboh Batasan Rumah Subsidi Jadi 25 Meter Persegi, Begini Penjelasan Fahri Hamzah

CEO Lippo Group James Riady menyebut proyek ini sebagai upaya menjawab tantangan backlog perumahan yang masih menjerat lebih dari 12 juta keluarga Indonesia. “Perumahan terjangkau bukan hak istimewa, tapi kebutuhan dasar manusia. Rumah layak adalah fondasi kehidupan yang stabil,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (17/6).

Menurutnya, keberadaan rumah layak mendorong stabilitas sosial dan ekonomi. Selain menurunkan beban sewa, rumah permanen juga menciptakan rasa aman dan ruang bertumbuh bagi anak-anak. Dampaknya juga menjalar ke perekonomian lokal, lewat pembukaan lapangan kerja konstruksi dan suplai material.

Baca Juga: Pemerintah Bagi-Bagi Kuota Rumah Subsidi, Bagaimana Realisasinya?

HWB disebut tak hanya menghadirkan tempat tinggal, tetapi juga menjadi bagian dari solusi kota yang lebih tertata. Dengan pengembangan yang terhubung ke infrastruktur dasar, proyek ini mencegah munculnya kawasan kumuh baru.

James menambahkan, proyek HWB dirancang berdasarkan empat prinsip dasar hunian layak: aman, privat, terakses air dan listrik, serta punya ruang fungsional. “Kami ingin buktikan, rumah seperti itu bisa dibangun secara nyata dan tetap terjangkau,” ucapnya.

Ke depan, Lippo berharap dukungan kebijakan dan insentif dari pemerintah bisa memperluas jangkauan proyek serupa, demi mendorong kesetaraan akses terhadap perumahan bagi seluruh warga Indonesia.

Baca Juga: Pemerintah Tengah Kaji Cicilan Rumah Subsidi Rp 700 Ribu per Bulan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×