kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Liqnet tawarkan alternatif bursa penukaran uang virtual


Rabu, 16 Januari 2019 / 20:58 WIB
Liqnet tawarkan alternatif bursa penukaran uang virtual


Reporter: Dadan M. Ramdan | Editor: Dadan M. Ramdan

KONTAN.CO.ID - Bursa penukaran mata uang virtual dengan teknologi agregasi likuiditas yang berbasis di Singapura, Liqnet telah memperluas bisnisnya ke Indonesia. Ekspansi ini dilakukan untuk memberikan masyarakat Indonesia pilihan dalam melakukan penukaran mata uang virtual, melalui teknologi dan mekanisme termutakhir yang dimiliki Liqnet.

Dengan banyaknya bursa penukaran mata uang virtual saat ini, Liqnet menawarkan alternatif bursa yang menggunakan mekanisme LEN (Liquidity Exchange Network) atau jaringan penukaran likuiditas. Roman Shirokov, Pendiri dan CEO Liqnet menjelaskan, mekanisme LEN ini mengumpulkan likuiditas dari berbagai platform penukaran mata uang virtual menjadi satu antarmuka, sehingga memungkinkan pengguna melakukan transaksi pada harga terbaik dan spread minimum. “Kami meyakini bahwa hal ini menjadikan Liqnet berbeda dari bursa penukaran lain yang telah ada,” kata dia dalam keterangannya, Rabu (16/1/2019)

Menurut Blockchain Transparency Institute (BTI), lebih dari 80% volume transaksi yang terdapat di bursa penukaran mata uang virtual adalah volume palsu. Selain menyebabkan kekhawatiran mengenai transparansi dan praktik bisnis bursa-bursa penukaran yang ada saat ini, hal ini menggarisbawahi masalah mendasar yaitu rendahnya likuiditas di kala tren pasar mengalami penurunan (bear market).

Di pasar mata uang virtual yang seringkali mengalami pergerakan pasar tiba-tiba ini, likuiditas rendah menyebabkan trader tidak dapat membeli atau menjual mata uang virtual dalam jumlah besar dan kehilangan kesempatan memperoleh profit atau bahkan kehilangan uang. Seorang trader yang ingin menjual mata uang virtual dalam jumlah besar, akan menghadapi masalah jika melakukannya tanpa menjatuhkan harga.

Teknologi pengumpulan likuiditas Liqnet dapat menjadi solusi masalah yang telah mengganggu pasar selama beberapa waktu ini. Roman mengungkapkan bahwa tidak tepat menyebut Liqnet sebagai sebuah bursa, namun sebagai pengumpul bursa. “Hal ini karena Liqnet menggunakan  Application Program Interface (API) publik milik bursa mata uang virtual lain untuk menggabungkan berbagai tawaran pembelian dan penjualan dalam satu platform.

Menurut Roman, ini mengizinkan pengguna memperoleh manfaat penukaran pada beberapa bursa, menghilangkan masalah yang dialami trader seperti slippage (perbedaan antara harga ekspektasi penukaran dengan harga sebenarnya). “Liqnet tidak berusaha mengganti bursa-bursa penukaran yang sudah ada, namun memperbaiki dan memudahkan pengalaman pengguna dalam bertransaksi, melalui terminal penukaran kami serta memberikan lebih banyak pilihan untuk pengguna, disertai harga yang lebih baik,” ujar Roman.

Roman melanjutkan, Liqnet menawarkan instrumen penukaran yang tidak terdapat di bursa penukaran lain, seperti pengambilan keuntungan, trailing stop, pesanan Iceberg (pesanan besar tunggal yang dibagi menjadi pesanan-pesanan yang lebih kecil), pesanan IFD, OCO, IFDOCO dan lain-lain.

Adapun salah satu isu yang hangat dibicarakan mengenai mata uang virtual adalah masalah keamanan. Tahun 2018 sendiri merupakan tahun terburuk bagi bursa penukaran terkait keamanan transaksi dan pencurian uang virtual. Oleh karena itu, Liqnet dikembangkan dengan memperhatikan aspek keamanan platformnya. Roman menjelaskan, lebih jauh bahwa untuk bagian server, Liqnet menggunakan sistem cloud privat yang terdistribusi berbasis lokasi, sementara bagian klien terdiri dari sebuah terminal web.

Kedua bagian ini hanya bisa bekerja sama dengan pengguna berpengalaman dan terpercaya. Selain itu, tiap versi bursa telah melalui audit keamanan independen. Ada dua bagian otentikasi, identifikasi KYC (Know Your Customer) melalui mitra terpercaya.

Liqnet juga memiliki solusi keamanan lain yaitu pertama, penyimpanan mata uang virtual on-site – hot wallet (dompet panas – tempat penyimpanan yang terkoneksi dengan internet) dan cold wallet (dompet dingin – tidak terkoneksi dengan internet) dengan distribusi berbasis lokasi, serta alamat dengan tanda tangan lebih dari satu pihak untuk tiap mata uang virtual). Kedua, Pengecekan latar belakang – mengecek kebenaran saldo dan apabila terdapat perbedaan, mengaktifkan alarm dan mengirimkan dana ke dompet dingin dan alamat-alamat dengan berbagai tanda tangan.

Sejak didirikan pada tahun 2015, Liqnet telah mengantongi beberapa lisensi layanan finansial dari Uni Eropa, seperti lisensi untuk menyediakan layanan penukaran mata uang virtual dengan mata uang tetap, menyediakan layanan dompet mata uang virtual, dan layanan untuk beroperasi sebagai institusi finansial. “Lisensi yang kami peroleh dari Uni Eropa merupakan wujud komitmen kami dalam menyediakan layanan bursa penukaran mata uang virtual yang aman dan resmi bagi para pengguna,” ujar Roman.

Tidak hanya itu, Liqnet juga mengeluarkan token khususnya yaitu LEN, di mana pemiliknya akan memperoleh potongan biaya penukaran sebesar 90%. Selain itu, kepemilikan token akan memberikan hak memilih pasangan penukaran apa yang ditampilkan pada bursa dan cara menghabiskan komisi yang diperoleh.

Roman menambahkan bahwa LEN adalah token utilitas (token yang dikeluarkan untuk mendanai pengembangan mata uang digital dan bisa digunakan untuk membeli barang atau jasa yang ditawarkan oleh penerbit mata uang digital), di mana penukaran token dengan utilitas memiliki potensi pertumbuhan yang baik jika proyek memiliki dasar yang kuat dan tim yang berpengalaman. Kehadiran di Indonesia merupakan bagian dari rangkaian program Liqnet dalam mengenalkan sekaligus mengedukasi pasar tentang bursa penukaran agregator. Selama tahun 2018, Liqnet turut ambil bagian dalam hampir semua konferensi utama dengan tujuan memperkenalkan bursa tersebut ke pemain-pemain terbaik industri.

Beberapa konferensi yang diikuti misalnya Crypto Valley Conference pada bulan Juli di Zug, Swiss, Amsterdam Blockchain Expo 2018 pada bulan Juni, Block Show Europe 2018 di Berlin, dan Consensus 2018 di New York. Di tahun 2019, tim Liqnet mengirim perwakilan untuk hadir di acara Jakarta Blockchain & Fintech Annual Summit yang diselenggarakan hari ini, 15 Januari 2019.

“Kami mengumpulkan umpan balik dari trader dan berdasarkan masalah dan kesulitan yang mereka hadapi, kami memunculkan dan terus mengembangkan Liqnet.Sangat penting bagi kami untuk memiliki produk yang sudah dapat beroperasi sebelum kami memulai penjualan token, agar para calon investor dapat melihat bahwa bisnis kami sah dan tim kami bekerja keras untuk dapat mengubah industri mata uang virtual saat ini,” pungkas Roman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×