kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.191.000   16.000   0,74%
  • USD/IDR 16.742   -34,00   -0,20%
  • IDX 8.099   58,67   0,73%
  • KOMPAS100 1.123   8,34   0,75%
  • LQ45 803   6,91   0,87%
  • ISSI 282   2,37   0,85%
  • IDX30 422   3,62   0,87%
  • IDXHIDIV20 480   0,21   0,04%
  • IDX80 123   1,39   1,14%
  • IDXV30 134   0,51   0,38%
  • IDXQ30 133   0,20   0,15%

Listrik padam bergilir, produksi plastik turun 25%


Selasa, 13 Mei 2014 / 19:52 WIB
Listrik padam bergilir, produksi plastik turun 25%
ILUSTRASI. 5 Jus Anti Penuaan untuk Bantu Memperlambat Proses Penuaan.


Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Pemadaman listrik yang terjadi pada sore hingga malam kemarin di Jakarta dan Tangerang membuat pelaku industri resah. Pasalnya jika pemadaman ini terus terjadi, bisa menurunkan produksi dan menaikkan biaya operasi.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Industri Aromatik, Olefin, dan Plastik (INAplas), Budi Susanto mengatakan pemadaman listrik mengganggu kinerja produksi pabrik. Akibat pemadaman, pelaku industri terpaksa memakai tenaga genset.

Menurutnya, rata-rata anggota INAplas memakai genset berkapasitas 600 mega watt. Jika genset tersebut terus digunakan dalam satu bulan, beban produksi akan naik sebesar 30%.

Selain itu, “Jika pemadaman terjadi selama 10 jam dalam satu bulan. Itu berarti penurunan produksi plastik dapat menurun 1,38%,” katanya, Selasa (13/5).

Meskipun PLN telah memastikan bahwa mulai hari ini pemadaman akan dilakukan bergilir selama tiga jam. Tetap saja akan mengganggu produksi.

Menurut Budi, jika pemadaman bergilir berlangsung selama seminggu penuh, akan terjadi penurunan produksi yang signifikan yakni sebesar 25%. “TDL (tarif dasar listrik) naik, tapi kok pelayanannya turun,” keluhnya.

Jika hal ini terus dibiarkan, INAplas khawatir  industri plastik akan sulit bersaing dalam perdagangan bebas ASEAN di tahun depan.

Dengan pemadaman listrik ini, tidak menutup kemungkinan jika akan ada menaikkan harga 10-20%. "Pastinya kita akan sulit untuk menekan harga," tambah Budi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×