Reporter: Aceng Nursalim | Editor: Herlina Kartika Dewi
JAKARTA. Kelompok usaha asal Jepang, LIXIL Corporation merambah pasar Indonesia dengan mengakuisisi American Standard. Iwan Dwi Irwanto, Presiden Direktur PT American Standard Indonesia, menuturkan, LIXIL mengakuisisi American Standard kawasan Asia Pasifik. Jadi tidak hanya American Standard Indonesia yang dimiliki LIXIL.
Maklum, LIXIL Corporation merupakan perusahaan utama di Jepang yang memimpin pasar produk pembangunan gedung dan kelengkapan rumah tangga. "Sebenarnya, LIXIL memutuskan ingin merambah pasar global sejak tahun 2009. Untuk nilai akuisisi tidak tahu berapa pastinya, karena ini pembelian antara group dengan group di Amerika secara langsung," ujar Iwan kepada KONTAN, Selasa (18/6).
Iwan menuturkan, American Standard Indonesia di bawah LIXIL Group memiliki strategi pemasaran yang lebih efektif. Jika sebelumnya hanya menjual produk saniter, American Standard akan memiliki portofolio produk yang lebih beragam. Maklum, LIXIL mempunyai produk lain seperti produk perlengkapan gedung seperti kitchen keramik, dan produk aluminium.
Secara global penjualan LIXIL tak kurang dari 1,2 triliun yen atau setara Rp 100 triliun. Nilai total aset LIXIL 1,5 triliun yen per akhir 2012.
Iwan menuturkan, American Standard Indonesia menguasai 15% dari total pasar produk saniter di Indonesia sejak pertengahan tahun 2012. Perinciannya, pangsa produk saniter merek American Standar di pasar ritel atawa rumahan mencapai 25%. Di pasar proyek seperti pembangunan gedung, hotel dan yang lain, American Standard memiliki pangsa 10%.
Iwan melihat, pasar produk saniter untuk skala proyek masih terbuka lebar. "Sehingga kami akan menambah kapasitas produksi hingga dua kali lipat," kata dia.
Saat ini, American Standard mengoperasikan pabrik di atas lahan seluas 10 hektare. Pabrik itu memproduksi keramik saniter, baik closet dan wastafel. Pabrik ini berkapasitas 1 juta unit per tahun.
Ke depan, kata Iwan, perseroan ini akan meningkatkan kapasitas menjadi 2 juta unit per tahun. Dengan ekspansi ini, perusahaan butuh lahan tambahan sekitar 10 hektare. "Kami targetkan akhir tahun 2014 atau awal 2015 mulai pembangunannya. Lokasinya dicari yang paling menguntungkan," jelas dia.
Tapi, Iwan masih enggan membeberkan nilai investasi untuk membangun pabrik baru ini. Mengingat sudah diakuisisi LIXIL, tak menutup kemungkinan perseroan akan memproduksi produk milik perusahaan Jepang itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News