Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
JaKARTA. Setelah mencatatkan diri di Bursa Efek Indoneia (BEI) pada 11 Desember 2013 lalu, PT Logindo Samudramakmur Tbk siap tancap gas tahun ini. Perusahaan itu mengalokasikan belanja modal atawa capital expenditure (capex) sebesar US$ 80 juta - US$ 95 juta tahun ini.
Perusahaan berkode LEAD di BEI ini akan merogoh dana internal untuk mencukupi 30% capex atau sekitar US$ 25,5 juta-US$ 28,5 juta. Sisanya, 70% atau US$ 54,5 juta-US$ 66,5 juta, akan dicari dari pinjaman perbankan di Singapura, seperti UOB dan DBS.
Rencana peminjaman dilakukan dengan menyesuaikan rencana pembelian kapal. "Setiap ada rencana pembelian kapal, baru mengajukan pinjaman perbankan," kata Sundap Carulli, Chief Financial Officer Logindo Samudramakmur, Rabu (16/4).
Menelisik laporan keuangan Logindo per 31 Desember 2013, perusahaan ini sepertinya memiliki jalinan kuat dengan perbankan di Negeri Merlion itu. Perusahaan ini tercatat menjaminkan 56 kapal kepada para kreditur yang mayoritas dari Singapura, demi mendapatkan pinjaman jangka pendek.
Dus, untuk rencana pinjaman perbankan tahun ini belum ada informasi, apakah perusahaan akan kembali menjaminkan asetnya lagi.
Yang jelas, perusahaan ini berencana mengalokasikan capex untuk membeli lima kapal baru. Sepanjang semester I-2014, Logindo akan berbelanja dua kapal.
Perusahaan ini sudah membeli satu kapal jenis anchor handling tug supply (AHTS). Logindo membeli kapal ini seharga US$ 16 juta dari PT Noor Supply Pte Ltd. dan telah melunasi pembayaran pada 13 Februari 2014 lalu.
Lalu, tiga kapal lain akan dibeli di semester II-2014. "Pembelian kapal merupakan strategi kami untuk mengerek pendapatan seperti yang sudah kami lakukan tahun lalu," aku Eddy Kurniawan Logam, President Director Logindo Samudramakmur.
Kontrak US$ 170 juta
Selain membeli kapal, perusahaan itu juga berencana menjual lima kapal hingga enam kapal yang berusia lebih dari 20 tahun. Nah, dana hasil penjualan kapal ini akan ditambahkan ke anggaran ekspansi bisnis tahun ini.
Bukan tanpa alasan Logindo membelanjakan duit untuk membeli kapal. Pasalnya, berbekal tambahan kapal baru, perusahaan itu berharap bisa gesit mengincar lima klien baru dengan nilai kontrak US$ 170 juta. Perusahaan itu mengharapkan dari nilai kontrak tersebut bisa mengantongi laba 30%-40% atau sekitar US$ 51 juta - US$ 68 juta.
Empat dari lima klien tersebut adalah PT Pertamina Hulu Energi, CNOOC SES Ltd, PT Conoco Philips, dan PT Primier Oil Indonesia. Sejauh ini, perusahaan ini baru berhasil mendekap kontrak kerjasama dengan Premier Oil. “Di tiga klien lain, sejauh ini kami sudah menjadi lowest bidder,” kata Eddy tanpa menyebut perusahaan yang dimaksud.
Meski mengincar lima klien baru, bukan berarti Logindo melupakan klien lama. Terbukti, perusahaan ini masih mempertahankan kerjasama dengan PT Total E&P Indonesia yang tak lain adalah klien terbesar.
Sayang, Eddy enggan membeberkan target pendapatan tahun ini. Dia hanya meyakini, pertumbuhan pendapatan dan laba tahun ini bisa tumbuh sejalan kinerja kuartal I-2014.
Di kuartal I-2014, pendapatan Logindo tumbuh 54,91% dibandingkan periode yang sama 2013, menjadi US$ 17,35 juta. Sementara laba bersih mendaki 62,11%. Pada kuartal I-2013, perolehan labanya Rp 3,51 miliar lalu di kuartal I-2014 menjadi US$ 5,69 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News