kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45932,20   3,85   0.41%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Loyalitas karyawan di Indonesia masih rendah


Selasa, 18 September 2012 / 16:18 WIB


Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Hendra Gunawan

Dibalik pertumbuhan bisnis yang kuat di Indonesia, rupanya engagement atau loyalitas dan kesungguhan dalam bekerja yang dimiliki oleh karyawan di Indonesia ini sangat rendah. Hal tersebut terungkap dari survei yang dilakukan Towers Watson. Perusahaan konsultan dibidang tenaga kerja ini merilis survei terbarunya mengenai Global Workforce Study 2012 yang mengikutkan 29 negara termasuk Indonesia dengan total responden sebanyak 32.000 karyawan.

Khusus untuk Indonesia, hasilnya ditemukan bahwa sekitar dua pertiga karyawan di Indonesia tidak memiliki engagement yang tinggi terhadap perusahaannya. Bahkan, survei itu juga menyebutkan bahwa sekitar 27% dari karyawan saat ini telah merencanakan untuk pindah dalam dua tahun kedepan.

Tak hanya itu, 42% dari total responden di Indonesia yang sebanyak 1.005 karyawan, menyatakan bahwa mereka harus meninggalkan perusahaannya sekarang untuk meningkatkan karirnya di masa depan. Sedangkan karyawan yang memiliki engagement terhadap perusahaannya dimana dia bekerja saat ini, jumlahnya hanya sekitar 36%.

Survei yang dilakukan oleh Towers Watson ini meliputi perusahaan yang bergerak di berbagai bidang. Karyawan yang di survei pun berasal dari berbagai usia dan level. Dimana sebagian besar berada di level menengah.

Awaldi, Director Talent and Rewards, Towers Watson mengatakan bahwa berdasarkan survei tersebut, ada beberapa faktor yang menyebabkan karyawan tidak engagement terhadap perusahaannya. Pertama yaitu soal salary atau gaji yang dirasa masih kurang sesuai.

Faktor lainnya yaitu beban kerja, pengembangan karir, lokasi kerja, manfaat pensiun hingga hubungan kerja dengan atasannya. "Ada juga yang loyal tetapi tidak di support oleh perusahaan, baik dari gaji maupun fasilitas, sehingga dia memutuskan untuk pindah," ujarnya.

Untuk itu Awaldi melihat bahwa adanya kebutuhan mendesak bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk memahami faktor utama yang membentuk sustainable engagement, agar dapat membentuk tim yang berkinerja tinggi dan adaptif. "Jadi ini pekerjaan rumah yang penting bagi perusahaan dalam me-manage SDM," imbuhnya.

Abhishek Mittal, Senior Consultant Organization Surveys & Insight, Towers Waston menambahkan bahwa, Indonesia bukanlah satu-satunya yang tingkat engagement-nya rendah. rata-rata kata dia di Asia, khususnya yang negaranya tengah berkembang mengalami hal serupa. Sebut saja seperti Thailand, Malaysia dan Fhilipina.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×