Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Kementerian ESDM mencoba untuk melakukan efisiensi di badan usahanya. Pelaksana tugas (Plt) Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Luhut Binsar Pandjaitan melibat banyak inefisiensi dalam penyusunan asumsi RAPBN 2017. Salah satunya adalah inefisiensi dalam subsidi LPG 3 kilogram (kg).
Inefisiensi terjadi lantaran banyak masyarakat yang tidak miskin yang masih mendapatkan LPG 3 kg. "Maka subsidi itu kami lihat yang sekarang diberikan Rp 28 triliun tahun ini, ya kalau kami hitung jumlah yang miskin maka angkanya mungkin berkisar 14 juta-15 juta orang. Sedangkan kita bisa hemat sampai Rp 15 triliun sampai Rp 16 triliun. Ini tentu ada perbaikan Inpres yang perlu kami lihat ke depan," kata Luhut dalam Rapat Dengar Pendapat Kementerian ESDM dengan Komisi VII pada Kamis (1/9).
Volume LPG 3 kg yang diusulkan dalam asumsi APBN 2017 sebesar 7.096 juta ton. Angka tersebut didapat dengan mempertimbangkan pertumbuhan konsumsi LPG 3 kg dan semakin luasnya wilayah kontribusi LPG 3 kg.
Untuk Volume BBM bersubsidi dengan mempertimbangkan pertumbuhan konsumsi dan pengendalian BBM subsidi maka volume BBM subsidi diusulkan 16,61 juta KL pada 2017. Ini terdiri dari minyak tanah sebesar 0,61 juta KL dan minyak solar sebanyak 16 juta kl. Pemerintah mengusulkan subsidi solar mencapai Rp 500 per liter.
Subsidi energi terbarukan atawa EBT dialokasikan Rp 1,3 triliun yang merupakan subsidi untuk penyediaan pembangkit listrik yang menggunakan EBT serta subsidi BBN jenis beathanol. Untuk subsidi listrik tahun berjalan diusulkan sekitar Rp 48,56 triliun. Pada APBN 2017 turun sekitar Rp 21 triliun dibanding subsidi listrik pada APBN 2016.
"Hal ini disebabkan karena ada perbaikan pemberian subsidi listrik rumah tangga (RT) miskin dan rentan miskin untuk pelanggan 900 VA di 2017," kata Luhut.
Sementara itu, asumsi dasar untuk ICP dengan memperhatikan faktor permintaan dan faktor minyak dunia untuk 2017 diperkirakan mencapai US$ 45 per barel. Lifting migas berdasarkan kemampuan produksi KKKS dan situasi harga minyak saat ini maka Kementerian ESDM mengusulkan lifting sebesar 1.930 barel setara minyak per hari, yang terdiri dari minyak bumi sebesar 780.000 bph dan gas 1.150 barel setara minyak per hari.
"Kami sekarang sedang melakukan langkah efisiensi di ESDM. Oleh karena itu tidak menutup kemungkinan bisa saja naik baik itu minyak bumi maupun gas. Oleh karena itu angka yang dikatakan saya bisa katakan pada hari ini angka yang konservatif,"ungkapnya.
Asumsi RAPBN 2017
ICP US$ 45-US$ 55 per barel. Nota keuangan RAPBN US$ 45 per barel.
Lifting migas 1.910-2.300 ribu BOEPD. Nota keuangan RAPBN 2017 1.930 ribu BOEPD.
Lifting minyak bumi RAPBN 2017 760-800 ribu BOPD. Nota Keuangan RAPBN 2017 780 ribu BOPD.
Lifting gas bumi RAPBN 2017 1150-1500 ribu BOEPD. Nota keuangan RAPBN 2017 1.50 ribu BOEPD.
Volume bbm bersubsidi 16,60-16,85 juta kl. Nota keuangan 16,61 juta kl.
Solar 16-16,16 juta kl. Minyak tanah 0,6-0,69 juta kl.
Nota keuangan solar 16 juta kl. Minyak tanah 0,61 juta kl.
Volume lpg 3 kg 7.096-7235 juta ton. Nota keuangan 7.096 juta ton.
Subaidi solar Rp 350-Rp 1000 per liter. Nota keuangan Rp 500 per liter.
Subsidi EBT Rp 1,3 triliun
Subsidi listrik Rp 43,21-60,53 triliun. Nota keuangan Rp 48,56 triliun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News