Reporter: Nisa Dwiresya Putri | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) telah memilih Lukas Setia Atmaja sebagai komisaris independen perusahaan. Pengajuan pergantian komisaris independen ini pun telah dibahas dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), Kamis (5/10).
"Saya menggantikan Joseph F. P. Luhukay yang mengundurkan diri dari posisi komisaris independen. Saya dihubungi Prodia di bulan Agustus," ujar Lukas kepada Kontan, Jumat (6/10).
Sebelum menjabat sebagai komisaris independen PRDA, Lukas sudah lebih dahulu dikenal sebagai akademisi sekaligus praktisi Good Corporate Governance (GCG). Pada tahun 2001 hingga kini Lukas sudah menjadi bagian dari Universitas Prasetya Mulya.
Di dunia terapan, Lukas juga bergabung dengan Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD). Sebagai informasi, IICD merupakan organisasi nirlaba yang aktif mempromosikan corporate governance yang baik di Indonesia.
Pria berusia 53 tahun ini menjadi bagian dari IICD sejak 2012 dan menjabat sebagai Vice Chairman for Research serta ASEAN Corporate Governance Scorecard Expert.
Menggenggam sederet pengalaman tersebut, tak heran jika Lukas diberi amanah untuk menjadi komisaris independen PRDA. Ditambah lagi, Lukas juga aktif menjadi investor saham dan pengamat investasi. Mudah baginya untuk membaca keinginan investor.
"Kebetulan saya juga punya ketertarikan pribadi di sektor layanan kesehatan, " tambah Lukas. Hal ini pula yang membuat Lukas tak pikir panjang untuk memberikan kontribusi pada PRDA.
Sedikit mengingat ke belakang, Lukas sempat bercita-cita menjadi seorang dokter saat berseragam putih abu-abu. "Nama saya pun dipilih karena dulunya Lukas adalah seorang tabib," ucap dia.
Keyakinannya untuk menjadi komisaris independen semakin kuat setelah mengetahui sepak terjang PRDA di industri healthcare. Lukas memandang Prodia sebagai salah satu market leader yang memiliki reputasi baik. Nilai-nilai yang diusung Prodia pun, menurutnya, tak hanya berorientasi pada profit, tetapi juga pada pelayanan unggul bagi masyarakat.
Capaian perusahaan tersebut tentunya juga tak lepas dari tangan Andy Widjadja selaku Komisaris Utama sekaligus founder Prodia Group bersama seluruh jajaran komisaris dan direksi PRDA. "Beliau sosok yang unik. Entrepreneur yang berhasil mulai dari nol sekaligus seorang ilmuan yang dihormati. Tentu akan sangat menarik bekerja sama dengan tokoh seperti ini, " tambah Lukas.
Ke depannya, Lukas melihat prospek Prodia masih mentereng. Hal ini mengingat Prodia memiliki daya saing yang kuat karena mampu menawarkan tes baru, serta selalu menyesuaikan diri dengan perubahan industri seperti teknologi. Salah satunya, Prodia akan menawarkan screening kesehatan berdasarkan model precision medicine (Preventive, Personalised, Participative dan Predictive) dan menggunakan teknologi next generation sequencing.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News