Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasca melakukan divestasi saham PT Dairi Prima Mineral, rasio keuangan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) membaik. Beban utang BRMS pun makin berkurang.
Divestasi 51% saham BRMS di Dairi Prima Mineral ke NFC China (NFC) senilai US$ 198 juta, serta pelunasan pinjaman Credit Suisse dengan menggunakan dana hasil penjualan saham Dairi Prima membuat pinjaman BRMS ke pihak ketiga berkurang 57% dari periode kuartal III 2017 ke kuartal III 2018.
Selama periode tersebut, beban bunga dan keuangan berkurang 99% setelah pelunasan pinjaman Credit Suisse.
Selain itu, bertambahnya posisi kas, membuat BRMS bisa memulai pekerjaan konstruksi di proyek tambang emas PT Citra Palu Minerals (CPM) dan proyek tambang seng & timah hitam di Dairi Prima. Ini membuat semakin membaiknya rasio likuiditas BRMS secara terkonsolidasi.
Herwin Hidayat, Direktur dan Investor Relations BRMS mengatakan, penyelesaian divestasi 51% saham BRMS di Dairi Prima kepada NFC dapat diartikan bahwa BRMS mampu merangkul mitra dengan kemampuan keuangan yang kuat untuk masa depan pengembangan proyek tambang seng & timah hitam.
Apalagi NFC juga akan bertindak sebagai kontraktor engineering, procurement dan construction (EPC) atas proyek tambang ini.
"Kami juga menyampaikan laporan neraca keuangan perusahaan yang cukup sehat dengan rasio pinjaman terhadap modal (bersih) sebesar 0,06x dengan telah dilunasinya pinjaman dari Credit Suisse. Beban bunga dan keuangan perusahaan juga telah berkurang secara signifikan dengan telah dilunasinya pinjaman tersebut," ujarnya dalam siaran pers, Selasa (30/10)
Suseno Kramadibrata, Chief Operating Officer menambahkan, dana hasil penjualan 51% saham BRMS di Dairi Prima ke NFC juga menambah posisi kas internal sehingga memungkinkan BRMS untuk memulai pekerjaan konstruksi di Citra Palu Minerals dan Dairi Prima.
"Kami berharap untuk bisa memulai produksi di Citra Palu Minerals sebesar 75.000 ton bijih per tahun di semester kedua 2020," ujarnya. Produksi tersebut diharapkan naik menjadi 300.000 ton bijih/ tahun di 2021 dan menjadi 600.000 ton bijih/tahun di 2022.
Disamping itu, BRMS berencana dapat memulai produksi di Dairi Prima sebesar 250.000 ton - 500.000 ton bijih/tahun di 2021. Produksi ini diharapkan dapat meningkat menjadi 500.000 ton – 1 juta ton bijih/tahun di 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News