Reporter: Venny Suryanto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP) mencatatkan jumlah liabilitas di 2020 sebesar Rp 39,46 triliun. Liabilitas ini didominasi oleh jangka pendek yakni mencapai Rp 27,99 triliun. Kemudian ekuitas PTPP tercatat sebesar Rp 14,01 triliun.
Adapun di akhir 2020, PTPP mencatatkan saldo kas dan setara kas sebesar Rp 7,51 triliun atau turun 17,38% yoy dari posisi di awal 2020 yang sebesar Rp 9,09 triliun. Penurunan ini terjadi lantaran PTPP mencatatkan kas bersih dari aktivitas operasi negatif Rp 268,99 miliar.
Sekretaris Perusahaan PTPP Yuyus Yuarsa mengatakan sampai saat ini kondisi keuangan PTPP masih memiliki ruang yang cukup aman. “Hal tersebut tercermin pada nilai ekuitas (DER) per 2020 sebesar 1,32x sedangkan covenant perbankan pada angka 2,5x,” kata Yuyus kepada Kontan.co.id, Minggu (11/4).
Ia menambahkan, rasio-rasio keuangan lainnya juga masih tercatat sangat aman dibandingkan covenant perbankan. Untuk itu, jumlah liabilitas yang mencapai Rp 39,46 triliun tersebut, PTPP akan melakukan berbagai strategi untuk memenuhi dan melakukan pelunasan hutang.
Strategi tersebut diantaranya yakni PTPP berencana akan menggelar penawaran umum berkelanjutan (PUB) obligasi dan sukuk pada kuartal 2-2021 ini senilai Rp 2 triliun serta melakukan strategi cash management. Salah satu rencana penggunaan dananya untuk refinancing obligasi yang jatuh tempo.
Berdasarkan laporan keuangan per September 2020, PTPP memiliki liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun berupa utang obligasi sebesar Rp 3,11 triliun.
Dalam catatan Kontan, selain untuk refinancing obligasi yang jatuh tempo, PTPP juga akan menggunakan hasil dari penerbitan obligasi untuk modal kerja dan ekspansi usaha. Salah satu ekspansi yang menjadi fokus PTPP adalah proyek Pertamina seperti Apartemen Cilacap, Apartemen Balikpapan, Warehouse Pertamina Balikpapan dan proyek Refinery yang berada di Balikpapan.
Untuk itu, tahun ini PTPP menargetkan pertumbuhan kontrak baru sebesar 35% atau Rp 30,1 triliun dari realisasi akhir tahun 2020 sebesar Rp 22 triliun. Sejalan dengan kenaikan target kontrak baru di tahun 2021 ini, PTPP membidik pertumbuhan pendapatan usaha dan laba bersih sekitar 40% dan 50%.
Dengan demikian, Yuyus pun optimis PTPP akan terus berkomitmen untuk memperkuat kinerja guna memenuhi kewajiban-kewajibannya.
PTPP menganggarkan belanja modal atau capital expenditure sebesar Rp 6,2 triliun yang dialokasikan untuk melanjutkan proyek-proyek investasi yang sudah berjalan, beberapa rencana investasi proyek baru serta kebutuhan pemeliharaan asset tetap perusahaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News