Reporter: Agung Hidayat, Arfyana Citra Rahayu | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen minyak sawit mentah (CPO), PT Mahkota Group Tbk (MGRO) tak menampik pasar ekspor tetap mendapat perhatian MGRO. Manajemen berharap, pasar ekspor CPO akan lebih bergairah lagi jika nantinya Indonesia bisa menang dalam gugatan di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Menurut Elvi, Sekretaris Perusahaan MGRO, harga sawit berpotensi terdongkrak pemangkasan biaya ekspor CPO oleh Malaysia yang merupakan salah satu negara penentu harga acuan CPO. Hal ini dapat menguntungkan bisnis ekspor produk CPO Indonesia dalam waktu mendatang.
Meski demikian, tantangan pasar ekspor akan berhadapan dengan perlambatan permintaan CPO dunia yang diperkirakan turun 20% di tahun ini. Elvi mengatakan, dari segi volume, ekspor sawit nasional di periode Januari-April 2020 menurun walaupun ada kenaikan dari sisi nilai transaksi.
Baca Juga: Pabrik anyar RBDPO Mahkota Group (MGRO) juga bidik pasar luar negeri
"MGRO berharap pasar ekspor CPO dapat meningkat walaupun tidak fokus langsung pada target ekspor tertentu namun lebih disesuaikan dengan adanya permintaan dari pasar luar negeri," ujar Elvi kepada Kontan.co.id, Jumat (12/6).
MGRO saat ini diketahui tengah menjajaki penjualan ekspor, lewat pabrik Refined Bleached and Deodorized Palm Oil (RBDPO) di Riau April 2020 ini. Saat itu sudah terdapat pemesanan ekspor untuk kebutuhan bahan baku industri konsumer sekitar 3.000 ton produk olahan dari pabrik tersebut.
Lantaran baru dan belum berkontribusi besar, segmen pasar ekspor belum tercatat dalam laporan keuangan MGRO di kuartal-I 2020. Di periode stersebut pendapatan bersih MGRO tercatat naik 35% year on year (yoy) menjadi Rp 599,92 miliar. Namun beban pokok penjualan lebih tinggi 43% yoy menjadi Rp 574,27 miliar di kuartal-I tersebut.
Beban pokok penjualan yang membengkak mempengaruhi perolehan laba kotor MGRO menjadi Rp 25,64 miliar di kuartal-I 2020 atau turun 42% dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 44,97 miliar. Sementara itu banyak pos beban lainnya yang meningkat, seperti beban keuangan naik hampir 32,5% yoy.
Sampai dengan Maret 2020, MGRO membukukan rugi bersih senilai Rp 16,92 miliar, padahal pada kuartal-I tahun lalu MGRO masih dapat membukukan laba bersih Rp 6,03 miliar. Manajemen MGRO sendiri belum memberikan komentar terkait kinerja tersebut.
Baca Juga: Gara-gara corona, Mahkota Group (MGRO) revisi target penjualan dan laba hingga 30%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News