kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.482.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.490   -65,00   -0,42%
  • IDX 7.496   -47,74   -0,63%
  • KOMPAS100 1.161   -10,37   -0,89%
  • LQ45 930   -7,66   -0,82%
  • ISSI 225   -1,75   -0,77%
  • IDX30 479   -4,07   -0,84%
  • IDXHIDIV20 576   -4,59   -0,79%
  • IDX80 132   -1,10   -0,82%
  • IDXV30 142   -0,97   -0,68%
  • IDXQ30 160   -1,14   -0,70%

Makanan dan minuman impor semakin melimpah


Senin, 19 September 2011 / 19:53 WIB
Makanan dan minuman impor semakin melimpah
ILUSTRASI. 3 Tips belajar apapun dengan efektif dan efisien dari Elon Musk. REUTERS/Joe Skipper TPX IMAGES OF THE DAY


Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Impor makanan dan minuman masih terus menyerbu domestik. Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (Gapmmi), menghitung, impor makanan dan minuman sepanjang Januari - Agustus 2011 mencapai US$ 155,7 miliar, naik 14,07% dari periode sama tahun 2010 yang hanya sebesar US$ 136,5 miliar.

Memang, secara tahunan, tren peningkatan impor makanan dan minuman masih terus terjadi. Namun, dalam satu bulan terakhir sudah ada penurunan. Per Agustus 2011, impor makanan minuman menyusut daripada periode pada bulan Juni 2011 dan Juli 2011. Pada Agustus, impor makanan dan minuman hanya sebesar, sedang Juni mencapai US$ 22,65 juta dan Juli sebanyak US$ 23,6 juta.

Dari kontribusi impor makanan dan minuman, impor paling besar berasal dari Malaysia. Pangsa pasar impor makanan dan minuman asal Malaysia sebesar 24,33% dari jumlah keseluruhan total impor, tahun lalu pangsa pasarnya hanya sebesar 17,5%.

Sementara itu, kontribusi impor makanan dan minuman asal China makin menyusut. "Kontribusi produk mamin dari cina terhadap total import, untuk perioda Januari - Agustus 2011 saat ini tinggal 14,2%, turun dari tahun sebelumnya 19,5%," ujar Sekretaris Jenderal Gapmmi, Franky Sibarani kepada KONTAN, Senin (19/9).

Franky menjelaskan, turunnya impor asal China karena adanya peraturan Menteri Perdagangan Nomor 57 tahun 2010 tentang pembatasan pelabuhan dan impor produk tertentu. Menurutnya, Permendag tersebut cukup ampuh untuk mengendalikan masuknya impor makanan dan minuman asal China dan Hongkong.

Per Januari-Agustus 2011, impor makanan minuman asal China dan Hongkong mencapai US$ 26,6 juta atau turun 16,8% dari periode sama tahun lalu sebesar US$ 22,1 juta. "Salah satu penyebabnya antara lain, pengawasan di pasar dalam negri dan pembatasan pelabuhan masuk sehingga lebih ketat, IT nya juga dibatasi," kata Franky. Selain itu, harga produknya sudah tidak murah lagi dan juga peran masyarakat kita sudah lebih kritis terhadap kwalitas dan rasa terhadap produk makanan minuman asal kedua negara tersebut.

Franky mengharapkan permendag tersebut dapat terus dipertahankan. Selain itu juga perlu adanya peningkatan pengawasan di daerah-daerah perbatasan baik darat ataupun laut. "Sebab di daerah ini banyak ditemukan produk makanan minuman ilegal," tutur Franky.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×