Reporter: Ratih Waseso | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keberadaan warung tak dipungkiri juga menyumbang perekonomian Indonesia. Data Badan Pusat Statistik (BPS) sendiri menunjukkan kini ada 3,5 juta warung dibanding 2015 yang masih 1.868.217 warung. Warung menjadi wadah produsen dalam menyampaikan produk langsung ke konsumen.
Namun rantai distribusi yang panjang membuat produk yang ada di pasaran jadi kurang efektif dan efisien. Berangkat dari fakta tersebut Dodi Susanto mengembangkan agregator untuk suplai produk kebutuhan sehari-hari ke warung milik warga yang bernama Warmax.
Aplikasi yang memudahkan pemilik warung dapatkan produk untuk dipasarkan langsung ke end user mulai dirintis Dodi sejak April 2018. Setahun lebih Warmax atau Warung Maximal berjalan kini sudah melayani warung di wilayah Jakarta, Bogor dan Depok.
Baca Juga: Inilah lima langkah ekspansif perusahaan ritel Tommy Soeharto
Meski belum meluas namun jangan salah, sudah ada 800-900 warung yang tergabung dengan Warmax. "Kita sudah kerjasama dengan LinkAja sejak Maret 2019 lalu. Kita juga sudah gunakan scan QR standar BI sejak awal kita ada," jelas Founder Warmax Dodi Susanto kepada Kontan.co.id.
Warung yang tergabung dengan Warmax dapat melakukan pembelian untuk produk digital dan komoditas. Warmax juga sediakan gratis layanan antar satu hari sampai dengan ketentuan pemesanan terakhir pukul 11.00 WIB.
"Mulai dari token listrik, pulsa, komoditas beras, gula, gas elpiji, minyak kita bisa layani, dan nantinya tahun depan kita mau kerja sama buat layanan jasa perbankan seperti transfer uang, top up e-money," jelas Dodi.
Warung yang ingin bergabung dijelaskan Dodi cukup mendaftar melalui aplikasi Warmax yang bisa diunduh di Playstore.
Baca Juga: Perusahaan Tommy Soeharto Makin Ekspansif Mengembangkan Jaringan Gerai Goro
Nanti usai mendaftar akan ada tim marketing Warmax yang akan datang untuk survey lokasi dan berikan edukasi mengenai penggunaan Warmax. Untuk awal warung diwajibkan melakukan pembelian produk senilai Rp 250.000.
"Kalau luasan atau model warung tidak ada ketentuan harus apa, cuma warung harus ada surat keterangan usaha sampai setingkat Kecamatan itu saja," tambah Dodi.
Untuk transaksi sendiri di Warmax rata-rata per bulannya senilai sekitar Rp 700 juta dengan pembagian 60% untuk produksi digital dan 40% produk komoditas.
Mengusung tiga pilar yaitu Edukasi, Pemberdayaan dan Ekosistem, Dodi menjelaskan Warmax hanya menetapkan margin 1,3% sampai 1,4% saja.
Keunggulan Warmax selain margin yang kecil ialah, produk yang ada di platformnya merupakan direct langsung dari supplier.
Saat ini ada sekitar 6 supplier PPOB atau Payment Point Online Bank untuk produk digital dan 10 supplier komoditi tradisional serta Goro. Untuk mitra Perbankan saat ini Warmax sudah berkerjasama dengan Bank Bukopin.
Ditargetkan 2020 Warmax mampu gandeng 10.000 warung dengan tambahan wilayah di Banten dan Bandung. Alasan Dodi belum ingin agresif dalam melebarkan sayap selain ingin memaksimalkan Warmax, ia juga menyebut perlu adanya cost tambahan untuk tim marketing yang bertugas mendatangi Warung.
"Pemberdayaan dan Edukasi kita pegang jadi belum bisa secara meluas cepat ekspansi. Kan tim kita datang survey, edukasi warung. Ada yang hampir tiap hari keliling di cakupan wilayah dia edukasi. Tapi sekarang karena sudah sama Goro jadi ekspansi akan ikut Goro juga," jelasnya.
Adapun keunggulan lainnya ialah Warmax tak hanya bantu warung notabennya juga UMKM, namun juga produsen skala UMKM. Dodi menceritakan Warmax misalnya memiliki produk UMKM seperti Kopi lokal asal Bogor yang dibantu dipasarkan melalui Warmax ke warung mitranya.
Tak hanya itu, Maret atau April 2020 nanti Warmax akan menghadirkan satu layanan baru dari produk minyak goreng. Dodi menyebut akan ada produk minyak goreng lokal di Jambi yang akan dibantu dalam pemasaran.
"Jadi nanti akan ada dispenser dengan isi minyak goreng dan ada brand UMKM minyak goreng di Jambi, yang beli akan pakai jerigen jadi kita juga kurangi sampah plastik dengan pembelian minyak goreng dengan jerigen," terang Dodi.
Dengan begitu Warmax bercita-cita warung dan produsen UMKM dapat tumbuh bersama, dengan membuka akses ke pasar. Warmax juga membuka kesempatan bagi warung untuk dapatkan pendanaan.
Namun untuk Warmax sendiri Dodi menyebut keseluruhan masih gunakan investasi pribadi, sayang Ia tak menyebut besarannya.
"Saya punya mimpi ada ekosistem baru namanya Harum, buat end customer, kalau pegang kartu Indonesia sejahtera dan lainnya tinggal register. Namun, Harum masih dimatangkan, jadi nunggu warung banyak, baru kita launch," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News