Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) kini tengah berfokus merampungkan sejumlah rencana ekspansi di sektor tambang emas untuk beberapa tahun mendatang.
Direktur Utama BRMS Suseno Kramadibrata mengungkapkan pemilihan emas sebagai fokus BRMS beberapa tahun kedepan dikarenakan sektor ini lebih straight forward ketimbang tembaga dimana mineralisasi dari emas telah diketahui prosesnya dan tinggalndilakukan pengeboran untuk memastikan jumlah cadangan.
"Harga emas stabil, pengembalian investasi akan lebih jelas sehingga bisa ketahui kapan dan dibanding dengan tembaga yang memiliki proses uji metarlugi yang sangat detail," jelas Suseno dalam gelaran Public Expose Virtual, Kamis (10/12).
Suseno memastikan, kendati BRMS memiliki rencana ekspansi tambang emas pihaknya juga bakal tetap memfokuskan tambang tembaga.
Salah satunya melalui rencana mengirim sampel untuk uji metarlugi tembaga ke Australia. Suseno pun memastikan, tembaga tidak akan ditinggalkan terlebih pada 2025 mendatang harga tembaga diproyeksikan akan menunjukkan sinyal kenaikan positif. Disisi lain, BRMS tercatat memiliki sejumlah rencana ekspansi untuk tahun 2021 hingga 2023 mendatang.
Baca Juga: Kontribusi penjualan emas dongkrak kinerja BRMS di kuartal III 2020
Direktur BRMS Herwin Hidayat menjelaskan rencana pertama yakni penambahan kapasitas dari kapasitas pabrik eksisting yang sebesar 500 bijih ton emas per hari.
Pabrik kedua telah dimulai pembangunannya sejak Juni 2020 dan akan berlanjut hingga Desember 2021 dengan kapasitas pengolahan bertambah sebesar 4.000 ton per hari. Selain itu, dalam pembangunan pabrik kedua ini, BRMS juga melengkapi sejumlah infrastruktur pendukung termasuk power plant. Kebutuhan investasi diperkirakan mencapai US$ 65 juta sampai US$ 70 juta.
"Pembangunan pabrik pengolahan bijih emas kedua, kapasitas 4000 bijih ton per hari tengah dibangun dengan skema pendanaan kredit investasi," jelas Herwin.
Ia melanjutkan, nantinya kapasitas pengolahan ditargetkan bertambah menjadi 8.500 bijih ton per hari lewat pembangunan pabrik pengolahan ketiga berkapasitas 4.000 bijih ton per hari.
Pembangunan pabrik ketiga akan dimulai pada Juni 2022 hingga Desember 2023 dengan kebutuhan investasi sebesar US$ 48 juta. Adapun, BRMS menargetkan pendanaan investasi pabrik ketiga bersumber dari dana hasil right issue.