Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT MAP Boga Adiperkasa Tbk (MAPB) tahun ini menargetkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih 20%. Tahun 2018, MAP Boga Adiperkasa mencatat pendapatan sebesar Rp 2,52 triliun. Sementara laba bersih sebesar Rp 120,53 miliar.
Kuartal I-2019 MAPB telah mencatat pendapatan sebesar Rp 699,16 miliar atau tumbuh 17,04% dibanding periode yang sama sebelumnya. Sementara laba bersih turun dari Rp 32,3 miliar menjadi Rp 24,89 miliar.
Direktur MAPB Fetty Kwartati menjelaskan, kuartal I-2019 pertumbuhan penjualan dipengaruhi adanya penambahan gerai. Pada akhir 2018 total gerai MAPB sebanyak 465. Dibandingkan akhir tahun 2017, jumlah gerai MAPB adalah 404. "Sementara pada kuartal I 2019 479 dengan total luas lahan 99.677 meter persegi," terangnya, Selasa (14/5).
Laba bersih yang turun di kuartal I-2019 kata Fetty dipengaruhi adanya penurunan daya beli konsumennya. Jika dibandingkan pada kuartal I 2018, pada tahun tersebut daya beli dinilai Fetty sangat kuat.
Secara siklus, kata Fetty umumnya awal tahun merupakan siklus terburuk pada penjualan industri makanan dan minuman. "Paling positif ada di akhir tahun atau kuartal IV, biasanya kontribusinya pada pendapatan sampai ke 35%," jelasnya.
Kemudian, kontribusi paling positif kedua adalah pada kuartal II karena ada momen lebaran. Untuk periode tersebut, biasanya kontribusi pada penjualan sebesar 30%.
Nah, dengan adanya rencana penambahan gerai sebanyak 50 sampai 60 gerai Starbucks dan 10 gerai merek lainnya, MAPB yakin tahun ini pertumbuhan pendapatan dan laba bisa mencapai 20%.
Dari total target itu, 12% pertumbuhan pendapatan dan laba bakal dipengaruhi karena adanya gerai baru. "Sisa 7% dari penambahan penjualan di gerai eksisting," jelas Fetty.
Secara industri, MAPB melihat kemungkinan pertumbuhan industri makanan dan minuman bakal sekitar satu digit. Sementara MAPB yang bermain di segmen menengah atas yakin bisa melampaui pertumbuhan pendapatan industri. Hal itu karena diyakini Fetty, segmen menengah ke atas tidak terlalu terpengaruh pada kondisi ekonomi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News