kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Marak kejahatan aplikasi pesan antar, Pakar IT: Pengguna harus waspada


Sabtu, 16 Mei 2020 / 15:19 WIB
Marak kejahatan aplikasi pesan antar, Pakar IT: Pengguna harus waspada
ILUSTRASI. Pengguna aplikasi pesan antar juga harus waspada pada kasus penipuan


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah pandemi Covid-19 dan pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) saat ini, aplikasi pesan-antar menjadi andalan masyarakat, khususnya untuk pemesanan makanan. Namun seiring peningkatan transaksi, meningkat pula kasus penipuan online.

Teknik penipuan yang dilakukan adalah dengan melakukan rekayasa sosial (social engineering) atau dengan cara manipulasi psikologis. Yakni teknik penipuan yang dilakukan untuk membujuk konsumen supaya menginformasikan data pribadi mereka yang kemudian dipakai penipu termasuk membuat KTP palsu.

Deputy Head Master of Information Technology, Swiss German University Charles Lim mengatakan, data yang didapatkan pelaku kejahatan dengan rekayasa sosial tersebut nantinya akan digunakan untuk melakukan penipuan transaksi online.

Baca Juga: Transaksi GoPay, OVO, LinkAja hingga Dana melonjak selama Ramadan

”Salah satu contoh korban yang ditipu dengan modus oleh yang mengaku sebagai mitra GoJek yang berhasil menelepon korban dan mengarahkan korban untuk transfer ke rekening virtual account penipu tersebut,” kata dia, Sabtu (16/5).

Dalam hal ini, sebenarnya tidak ada peretasan sistem pada kasus penipuan yang terjadi belakangan ini. Dari contoh kasus tersebut, data mitra dan pelanggan Gojek, terutama GoFood, tetap aman.

Dengan begitu semua pengguna aplikasi GoJek dan aplikasi apapun, wajib mengamankan data pribadi dengan tidak memberikan informasi pribadi kepada siapapun. Termasuk pin, email, dan informasi pribadi lainnya serta pembayaran melalui aplikasi

Edukasi kepada pengguna aplikasi, menurutnya, memang selalu perlu dilakukan secara berulang atau berkala. Mengingatkan pengguna aplikasi termasuk kepada yang baru menggunakan. 

Di luar dari itu, Lim mengatakan para pelaku kejahatan memang selalu berupaya melakukan peretasan sistem. Mencari kelemahan atau kerentanan sistem.

”Untuk itu GoJek, setahu saya, selalu melakukan audit secara berkala terhadap sistem baik dari eksternal maupun secara internal untuk memastikan teknik peretasan terbaru tidak berhasil tembus sistem yang sudah dilindungi,” lanjutnya.

Peningkatan sistem dan kesadaran pengguna terhadap keamanan, disebut Lim, selalu seperti dua sisi mata uang. Dijalankan secara bersama-sama. Keamanan sistem dibangun bersama akan menghasilkan pertahanan yang akan jauh lebih kuat.

Baca Juga: GoPlay menginisiasi rangkaian festival film dan serial online

Sementara menanggapi hal itu, VP Corporate Affairs Food Ecosystem Gojek, Rosel Lavina, mengatakan, Gojek fokus pada tiga hal yaitu edukasi, teknologi, dan proteksi. Dari sisi teknologi, Gojek memiliki teknologi Gojek Shield yang dioperasikan oleh tim keamanan digital kelas dunia dan terdiri dari data scientist, engineers dan juga pakar cyber security.

Teknologi tersebut didesain untuk menjaga seluruh pihak dari ancaman keamanan melalui fitur penyamaran nomor telepon, tombol darurat, intervensi chat, dan juga fitur keamanan yang terdapat pada layanan GoBiz untuk melindungi data serta transaksi mitra merchant GoFood.

"Gojek Shield juga diaplikasikan untuk menunjang fitur keamanan pada aplikasi GoBiz, berfungsi untuk mengamankan transaksi para mitra usaha Gojek,” ujarnya.

Dalam super aplikasi khusus untuk mitra merchant GoFood ini, para mitra merchant terlindungi lewat keberadaan fitur keamanan seperti verifikasi PIN; validasi terhadap driver pengambil pesanan, pengaturan peran pengguna untuk akses pemilik, manajer, dan kasir, dan fitur konfirmasi bagi pemilik untuk verifikasi kepemilikan data outlet.

Baca Juga: Gojek kini punya layanan investasi emas bernama Goinvestasi

Di luar dukungan teknologi Gojek SHIELD, untuk mencegah berbagai upaya penipuan secara berkala, Gojek juga menjalankan pilar edukasi. 

Yakni dengan memberikan informasi terkait keamanan digital kepada para pelanggan dan mitra melalui konsep Jaga yakni: Jangan bayar di luar aplikasi, Amankan data pribadi, Gunakan PIN, dan Adukan hal mencurigakan melalui email resmi dan bantuan di aplikasi Gojek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×