Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Jane Aprilyani
KONTAN.CO.ID - Emiten produsen cetakan sarung tangan, PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK) membidik target produksi cetakan sarung tangan tahun ini sebanyak 14,4 juta.
Jika target tersebut tercapai, maka perusahaan mencatat, hal ini menjadi rekor penjualan tertinggi di masa normal atau pra pandemi Covid-19 tahun 2020 yang hanya menjual 8,8 juta cetakan sarung tangan per tahun.
Untuk mengantisipasi permintaan pelanggan, MARK akan memaksimalkan sumber daya yang dimiliki saat ini, agar utilisasi pabrik dimanfaatkan secara maksimal.
Yuriani Trisjoyo, Sekretaris Perusahaan Mark Dynamics, menuturkan, permintaan cetakan sarung tangan naik tahun ini didorong produksi sarung tangan global, khususnya di Malaysia, Thailand, dan China.
"Pandemi Covid-19 meningkatkan penggunaan APD, termasuk sarung tangan nitril. Pada 2023, penggunaan sarung tangan global mencapai 320 miliar pasang, dengan kecenderungan pertumbuhan terus menerus," ujarnya dalam keterangan yang diterima KONTAN, Selasa (26/3).
Baca Juga: Permintaan Meningkat, Mark Dynamics (MARK) Siap Tambah Kapasitas Produksi Tahun Ini
Sepanjang 2023, MARK mencatat kinerja finansial yang kuat pasca-pandemi. Yuriani bilang, perusahaan mempertahankan margin laba bersih di atas 25% dengan laba Rp 156 miliar.
Penjualan didominasi oleh pasar ekspor dengan kontribusi Rp 435 miliar, sedangkan penjualan lokal Rp 124 miliar.
Di 2024, MARK menargetkan penjualan dan laba tumbuh double digit dari tahun sebelumnya. Tambahan permintaan cetakan sarung tangan di 2024 tidak membutuhkan banyak belanja modal atau capital expenditure (capex).
Sebab, sebelumnya, di 2021, MARK sudah berinvestasi untuk membangun pabrik ketiga dari pembiayaan utang bank dan kas perusahaan yang telah rampung di 2022 lalu.
Yuriani menambahkan, dalam laporan keuangan, MARK memiliki debt to equity ratio (annual) yang cukup rendah total liabilitas sebesar Rp 111 miliar serta total ekuitas sebesar Rp 840 miliar atau 0,07x.
Hal ini menunjukkan, MARK memiliki kemampuan untuk menambah pabrik dan ekpansi untuk menghadapi permintaan pelanggan yang bertumbuh dengan pembiayaan dari bank atau ekuitas di masa depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News