Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK) akan membangun pabrik peralatan sanitary dan pabrik alat penyemprot (sprayer) di tahun 2023. Untuk membangun pabrik tersebut, MARK setidaknya akan menganggarkan belanja modal atau capex sebesar Rp 280 miliar.
MARK memproyeksikan kedua pabrik tersebut dapat memproduksi 1.700 unit per harinya, atau sekitar 51.000 per bulan. Dengan penambahan kapasitas produksi ini, Mark Dynamics berharap dapat meningkatkan penjualannya pada produk peralatan sanitary dari 3% menjadi 10%.
Produk sarung tangan masih menjadi penopang bisnis utama MARK saat ini. MARK mengaku akan melakukan inovasi produk cetakan sarung tangan yang tipis dan ringan.
“Mark Dynamics melakukan inovasi produk cetakan sarung tangan yang tipis dan ringan, dengan fitur konduksi termal lebih tinggi sehingga lebih hemat energi bagi produsen sarung tangan,” kata Investor Relations Mark Dynamics Indonesia Johanes kepada Kontan beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Bangun Pabrik Baru, Mark Dynamics (MARK) Mengerek Kapasitas Produksi
Selain inovasi produk sarung tangan, MARK juga telah menjalankan pabrik diverifikasi produk kloset jongkok dengan merk DYNA. Produk ini akan terus dikembangkan ke beberapa produk lainnya.
“Mark Dynamics akan terus kembangkan ke beberapa produk lain seperti kloset duduk yang dalam tahap feasibility study,” kata Johanes.
Sementara itu MARK juga tengah mengembangkan produk alat penyemprot atau sprayer untuk kebutuhan industri agro yang sudah berjalan.
Johanes mengaku hingga saat ini Mark Dynamics masih terus memperluas cakupan penjualan ekspornya. Maklum saja 95% penjualan MARK diserap oleh pasar internasional.
Tercatat MARK melakukan penjualan ke beberapa sebaran negara yakni di antaranya Malaysia, Vietnam, Thailand, Amerika Serikat, hingga Afrika. Tahun 2023, MARK akan melakukan ekspansi bisnisnya dengan menargetkan pasar baru yakni negara Srilanka dan India.
Baca Juga: Simak Jurus Mark Dynamics (MARK) Mengejar Target Bisnis Tahun Ini
MARK melihat produsen sarung tangan di negara tersebut pada umumnya berfokus memproduksi jenis sarung tangan medis untuk surgical.
“Beberapa produsen sarung tangan yang berada di Srilanka yaitu Ansell, Lalan Rubber, Dipped Products dan produsen sarung tangan India yaitu Kanam Latex dan Wadi Surgicals yang hampir seluruhnya berfokus kepada jenis sarung tangan surgical,” kata Johanes.
Sarung tangan surgical yang dibuat oleh produsen sarung tangan memang sejatinya memerlukan proses dan perlakukan khusus sehingga dibutuhkan bahan baku dan cetakan yang berkualitas untuk menghasilkan sarung tangan yang kelak akan digunakan pada bidang medis.
Saat ini Malaysia masih memegang porsi penjualan sarung tangan terbesar di dunia, karena negara tersebut merupakan pemegang pangsa pasar terbesar sarung tangan dunia. Untuk itu MARK Semakin yakin akan mencatat kinerja positif kembali di tahun 2023.
“Mark Dynamics terus mempertahankan kinerja positif sepanjang tahun 2022 lalu, dan ke depan ini akan menjadikan MARK sebagai pemasok cetakan sarung tangan terbesar di dunia dan satu-satunya di Indonesia,” kata Johanes.
Baca Juga: Begini Strategi Mark Dynamics (MARK) Untuk Raih Target Kinerja pada Tahun Ini
Johanes mengaku industri sarung tangan global selama 20 tahun terakhir memiliki pertumbuhan dengan CAGR 15%. Lonjakan pertumbuhan yang sangat tinggi di tahun 2021 merupakan fenomena bahwa dalam kurun waktu tertentu akan terjadi tren meningkat karena adanya varian-varian baru virus di dunia.
Covid-19 sudah masuk dalam endemik sehingga permintaan sarung tangan tidak seagresif tahun lalu. Tapi permintaan yang ada cukup stabil karena pelanggan-pelanggan Mark Dynamics masih menjaga permintaan untuk replacement cetakan sarung tangannya.
Sementara memasuki tahun 2023, MARK membidik penjualan sekitar Rp 880 miliar dan laba bersih sekitar Rp 225 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News