Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Masa kelam industri batubara nampaknya masih akan berlangsung panjang. Bahkan, kalangan pengusaha memproyeksikan harga jual yang rendah masih akan berlangsung hingga empat tahun ke depan.
Hal tersebut mencuat dalam diskusi Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) sekaligus serah terima jabatan Ketua Umum APBI dari Bob Kamandanu kepada Pandu Syahrir di Jakarta, Kamis (23/4).
Penyebab utamanya, China sebagai pasar utama ekspor batubara diprediksi akan mengurangi impor secara besar karena perlambatan pertumbuhan ekonomi di negara setempat.
"Misalkan saja, China mengimpor batubara 200 juta ton per tahun dan 90 juta ton di antaranya merupakan dari Indonesia. Namun, kalau mereka mengurangi 20% dari pemakaian biasanya tentu harga jual akan berpengaruh," kata Supriatna Sahala, Direktur Eksekutif APBI.
Asal tahu saja, harga batubara acuan (HBA) per April 2015 yang ditetapkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) hanya mencapai US$ 64,48 per ton, atau turun 4,8% dibandingan HBA Maret sebesar US$ 67,76 per ton. Bahkan, per minggu ini harga jual batubara di pasar ekspor hanya sekitar US$ 53 per ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News