kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.912   12,00   0,08%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Masih ada harapan dan peluang bisnis di tengah krisis corona


Minggu, 05 April 2020 / 12:18 WIB
Masih ada harapan dan peluang bisnis di tengah krisis corona
ILUSTRASI. Pengunjung mengantre?untuk membayar di kasir sebuah hipermarket di Ciputat, Tangerang Selatan, Kamis (26/3). Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mencatat, walaupun tidak separah bisnis ritel penjual produk non pangan, penurunan?pengunjung sebesar


Reporter: Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dampak wabah corona (Covid-19) berimbas signifikan di seluruh dunia. Mayoritas negara di dunia diprediksikan mengalami penurunan ekonomi, bahkan sampai di bawah nol persen alias minus. Perekonomian Indonesia juga berpotensi terpuruk.

"Meski turun, ekonomi kita diprediksi tetap positif. Setidaknya ada tiga negara Asia yang akan tetap positif. Selain Indonesia, ada China dan India. Kita diprediksi turun dari kisaran 5% ke 2%," ujar Ketua Indonesia Marketing Association (IMA) Suparno Djasmin dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IMA yang digelar secara online via Zoom, Sabtu (4/4), sebagaimana pernyataan resminya yang diterima KONTAN, Minggu (5/4).

Selain Suparno yang juga Direktur Astra International, rapat kerja online ini diikuti beberapa anggota IMA yang juga ahli dan praktisi, mulai dari pakar marketing serta Founder & Chairman MarkPlus Inc Hermawan Kartajaya, Komisaris Rajawali Corpora YW Junardy, Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia Junanto Herdiawan, hingga Global Director Mayora Group Ricky Afrianto.

Lebih jauh, Suparno menilai krisis saat ini tidak bisa dibandingkan dengan tahun 1998 maupun 2008. Kedua krisis tersebut terjadi secara ekonomi dan tidak membatasi pergerakan masyarakat untuk tetap beraktivitas. Sehingga perdagangan masih bisa berjalan. Namun saat ini mayoritas aktivitas ekonomi berhenti total.

Pernyataan Suparno diamini Junanto Herdiawan yang melihat dari sisi pemerintah. Menurut dia, yang terjadi kini adalah krisis kemanusiaan. "Ekonomi pasti terdampak. Dan tidak ada satu pun pemerintahan di dunia yang punya pengalaman menghadapi krisis sangat global seperti ini," ungkap pria yang akrab disapa Iwan ini.

Ada beberapa skenario "what if" sedang disiapkan. Salah satunya pertumbuhan ekonomi -0,4% dengan nilai tukar rupiah Rp 20.000 per dollar AS. Ini adalah skenario, bukan proyeksi. Skenario dibuat agar pemerintah lebih siap mengambil kebijakan jika benar-benar terjadi. Untuk saat ini, pemerintah berusaha agar likuiditas terjaga.

>> Ada peluang dan harapan saat krisis, di halaman selanjutnya



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×