kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Masih banyak tantangan, ICTSI Jasa Prima (KARW) tak mau pasang target muluk-muluk


Sabtu, 13 Juli 2019 / 09:05 WIB
Masih banyak tantangan, ICTSI Jasa Prima (KARW) tak mau pasang target muluk-muluk


Reporter: Agustinus Respati | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT ICTSI Jasa Prima Tbk (KARW) mengakui masih banyak tantangan yang mengadang dalam mengarungi bisnis. Makanya, perseroan pun tak mau mengejar target yang terlalu muluk di tahun ini.

Komisaris Independen KARW, Albertus Sumardi menyebut masih ada tantangan di sektor jasa pelabuhan, khusus ekspor-impor dengan memanasnya tensi perang dagang antara Amerika Serikat dan China.

Padahal selama ini, pendapatan ICTSI mengandalkan segmen bongkar muat dan trucking. "Karena mereka membatasi jual-beli, yang tentunya terkait ekspor-impor, sehingga kami juga terpengaruh. Soalnya kami juga mengirim barang ke Amerika Serikat dan China," ujar dia, Jumat (12/7).

Baca Juga: Ini alasan Indonesian Tobacco (ITIC) incar pasar China dan India

Selain itu, situasi politik nasional di semester pertama tahun ini menyebabkan banyak investor menahan ekspansi. Dengan berakhirnya pesta politik lima tahunan, manajemen KARW mengharapkan aktivitas bisnis semakin menggeliat.

KARW tidak menargetkan pertumbuhan kinerja yang muluk-muluk pada tahun ini. Saat ini manajemen hanya berfokus melanjutkan program kerjasama dengan PT Pelabuhan Indonesia II (Pelindo II) yang sudah ada.

Asal tahu saja, melalui anak usahanya KARW mengoperasikan Terminal 3 Internasional Tanjung Priok wharf 300-303. Pada tahun lalu, bongkar muat dan trucking menyumbang pendapatan sebesar US$ 4,4 juta bagi KARW.

Baca Juga: Kejar target marketing sales, Ciputra (CTRA) rilis 4 produk baru di semster II

Hingga kuartal pertama tahun ini, KARW mencatat pendapatan sebesar US$ 1,52 juta atau turun 16% dibandingkan kuartal I 2018 senilai US$ 1,81 juta. Kontribusi bongkar muat dan trucking juga menyusut 9,6% dari US$ 1,23 juta menjadi US$ 1,11 juta. "Kami masih melihat dulu stabilitas (politik), situasi ekonomi dan pengaruhnya perang dagang Amerika dan China," kata Albertus.

Dia mengharapkan bisnis KARW bisa membaik hingga akhir tahun ini. Iklim investasi dinilai baru akan menggeliat lagi setelah pemerintahan baru terbentuk. "Pokoknya kami tahun ini masih konservatif. Mudah-mudahan pada tahun 2020 lebih baik," lanjut Albertus.

Manajemen KARW juga terus mencari peluang lain. Tahun lalu, mereka membidik beberapa pelabuhan potensial untuk dikelola, namun sampai saat ini belum ada yang terealisasi. "Belum ada proyek baru juga. Kami masih menggarap proyek di Tanjung Priok," tambah Inessa Anjani, Sekretaris Perusahaan KARW.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×