kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Masih ngebet proyek kereta cepat, ini janji China


Kamis, 17 September 2015 / 11:03 WIB
Masih ngebet proyek kereta cepat, ini janji China


Sumber: Antara | Editor: Sanny Cicilia

BEIJING. Rencana pembangunan proyek kereta api cepat rupanya masih menjadi topik panas Indonesia dan China. Kedua negara menindaklanjuti proyek ini, termasuk produksi bersama gerbong kereta api berorientasi ekspor.

"Kami tindaklanjuti kembali, dan dibahas berbagai hal terkait kereta api cepat. Diharapkan dapat segera menyelesaikan segera kesepakatannya dan kereta api cepat tersebut dapat segera dibangun," kata Menteri BUMN Rini Soemarno dalam perbincangan dengan Antara di Beijing, Rabu malam (16/9).

Menteri Rini hadir di Tiongkok dalam rangka penyaluran pinjaman dari China Development Bank pada tiga bank BUMN yaitu Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia, dan Bank Rakyat Indonesia. 

Rini mengatakan, China menyanggupi persyaratan yang ditetapkan Indonesia dalam pembangunan kereta api cepat. Yaitu, pembangunannya dilakukan murni secara bisnis (business to business) tanpa jaminan atau pendampingan pemerintah, serta tidak menggunakan APBN.

"Mereka bahkan setuju untuk ikut membangun stasiunnya, disertai alih teknologi. Sehingga karena ini dilakukan secara b to b, maka harus ada keuntungan yang kita dapat, termasuk alih teknologi," tutur Rini.

Terkait alihteknologi tersebut, China sepakat memberikan pelatihan kepada Indonesia.

Bahkan, lanjut Rini, Tiongkok sepakat untuk melakukan produksi bersama gerbong kereta api, tidak saja gerbong kereta api cepat, tetapi juga kereta api listrik dan light train yang kini sedang dibangun.

"Gerbong kereta hasil produksi bersama RI-Tiongkok tersebut dapat kita ekspor ke negara lain, sehingga ini juga pemasukkan bagi negara dan dapat menciptakan lapangaan pekerjaan baru," ungkap Rini.

Terkait produksi gerbong, China sepakat membangun pabrik aluminium di Indonesia. Dia bilang, Tiongkok seiring dengan niat Indonesia bahwa bauksit harus diolah menjadi produk akhir yaitu aluminimum. 

"Jika industri alumunium dapat dibangun, maka slab alumunium sebagai bahan untuk membuat gerbong kereta api sudah dapat kita hasilkan pula, melalui kerja sama ini. Bahkan untuk kepentingan industri pesawat terbang juga," kata dia.

Rini mengemukakan, berbagai kesepakatan tersebut akan dibahas intensif, sehingga bisa terlaksana. Dia menghitung, proyek kereta cepat dapat menyerap sekitar 40.000 pekerja. "Daerah yang dilewati Jakarta-Bandung seperti Karawang dan Walini juga perekonomiannya akan lebih sejahtera," katanya. 

Rini menekankan, untuk proyek tersebut pihaknya telah membentuk konsorsium yang antara lain terdiri atas PT Wijaya Karya, PT Jasa Marga, PT Perkebunan Nusantara VIII, dan PT Inka (Persero).

Pembahasan tindaklanjut pembangunan kereta api cepat dilakukan Menteri BUMN dalam pertemuannya dengan Kepala Komisi Pembangunan Nasional dan Reformasi (NDRC), China Development Bank dan tinjauan langsung China Railway Corp.

Menteri RI dan sejumlah pimpinan direksi perusahaan BUMN menjajal kereta api cepat Beijing-Tianjin, yang berjarak 150 kilometer, yang ditempuh dengan waktu 30 menit dengan rata-rata kecepatan 200-300 kilometer per jam. (Rini Utami)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×