Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL) mengumumkan sedang dalam proses transformasi strategis untuk mengembangkan backlog pendapatan kontrak yang besar.
Hal ini akan semakin meningkatkan kapasitas BULL untuk memasuki segmen transportasi Liquefied Natural Gas (LNG) dan berkembang di sektor angkutan laut minyak mentah dan produk minyak.
Transformasi ini akan secara optimal meningkatkan arus kas BULL dengan menggabungkan marjin tinggi dari transportasi LNG, minyak mentah dan produk minyak dengan stabilitas produksi dan penyimpanan minyak lepas pantai serta midstream LNG, sehingga mencapai pertumbuhan tingkat selanjutnya.
Baca Juga: Kemenperin Rilis Roadmap Hilirisasi Silika, Begini Potensi Pengembangan Industrinya
BULL akan memusatkan perhatian pada 4 pilar perkembangan yang akan melipatgandakan potensi perkembangan perusahaan.
Pertama, transportasi LNG. BULL menilai lonjakan pembangunan pabrik pencairan LNG baru dimulai pada 2026 dan seterusnya dengan perkiraan peningkatan sebesar 58 juta ton per tahun untuk 2026. Artinya, terdapat permintaan sekitar 140-155 kapal pengangkut LNG baru untuk tahun 2026-2027.
Dengan hanya 120-140 kapal baru yang masuk dan hingga 60 kapal sudah berusia lebih dari 30 tahun dan diperkirakan akan dibesi-tuakan, maka kekuatan tarif kapal pengangkut LNG di pasar internasional baru-baru ini diperkirakan akan berlanjut.
“BULL akan segera menerima pengiriman kapal pengangkut LNG pertamanya dan menargetkan untuk menjadi pemain utama di kawasan ini,” ujar Manajemen BULL dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (15/12/2025).
Pihak BULL memperkirakan pendapatan rata-rata sewa kapal setara waktu pada Oktober yakni US$ 12.667 per hari serta Desember yakni US$ 65.167 per hari hari atau melesat 414%.
Kedua, Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) untuk gasifikasi LNG. Pemerintah telah dengan tegas menyatakan komitmennya untuk meningkatkan gasifikasi produksi listrik Indonesia dan berencana untuk segera membangun 5 FSRU besar di samping FSRU LNG yang lebih kecil dan klaster logistik sesuai Rencana Usaha Penyediaan Listrik (RUPTL) 2025-2034.
“BULL bermaksud untuk secara aktif mendukung proses ini,” imbuh Manajemen BULL.
Baca Juga: Intip Strategi Agresif Jobubu Jarum Minahasa (BEER) Jelang Nataru
Ketiga, produksi dan penyimpanan minyak mentah dan gas alam lepas Pantai. BULL menilai, pasar untuk unit produksi, penyimpanan, dan bongkar muat terapung (FPSO) diperkirakan akan tumbuh secara substansial dengan 12 unit kapal diperkirakan akan dikerahkan dalam beberapa tahun ke depan di Asia Tenggara, di mana Indonesia, Malaysia dan Vietnam sebagai yang paling aktif.
Indonesia sendiri menawarkan 108 cekungan sedimen untuk eksplorasi dan produksi minyak, di mana 63% berada di lepas pantai. BULL berencana untuk segera memasuki pasar ini.
Keempat, transportasi minyak mentah dan produk minyak. BIMCO memperkirakan permintaan ton-mil tumbuh 2-3 kali lebih cepat daripada barel. Alhasil, pertumbuhan permintaan ton-mil kapal tanker minyak yang sebesar 3% CAGR dari tahun 2024 diproyeksikan akan terus berlanjut didorong oleh pengalihan rute akibat perang tarif, sanksi dan dislokasi produksi versus konsumsi.
Dikombinasikan dengan pertumbuhan armada yang rendah, potensi lonjakan minyak di penyimpanan terapung dan seasonality yang kuat dalam tarif, kenaikan tarif baru-baru ini diperkirakan akan tetap kuat.
BULL memperkirakan, pendapatan rata-rata transportasi minyak mentah dan produk minyak setara sewa waktu pada Oktober sebesar US$ 40.007 per hari dan kemudian naik 57% menjadi US$ 62.987 per hari pada Desember nanti.
Untuk memaksimalkan kinerja, BULL menyebut bahwa perusahaan berkembang bukan hanya secara organik dengan membeli kapal tanker satu per satu, tetapi juga mengidentifikasi peluang perkembangan anorganik dengan akuisisi aset yang membawa nilai accretive.
“Untuk mempersiapkan diri secara optimal menghadapi era pertumbuhan baru ini, perusahaan sedang menjajaki tindakan korporasi dan investasi strategis untuk memperkuat neraca keuangan guna memastikan semua peluang pertumbuhan ini akan didanai dengan cepat dan kompetitif,” ungkap Manajemen BULL.
Pihak BULL menegaskan, pendekatan empat pilar dalam transformasi bisnis ini dirancang untuk mendiversifikasi pendapatan di sektor pelayaran, infrastruktur dan produksi, menyeimbangkan siklus antara bisnis margin tinggi spot dan stabilitas bisnis berbasis kontrak, meningkatkan disiplin modal melalui investasi dan kemitraan selektif, memanfaatkan sinergi operasional dan teknis di seluruh aset terapung, serta memposisikan perusahaan untuk transisi energi sambil mempertahankan eksposur terhadap hidrokarbon inti.
Selanjutnya: Aplikasi Jenius Tawarkan Proteksi Perjalanan Terbaru dari Zurich, Ini Manfaatnya
Menarik Dibaca: Aplikasi Jenius Tawarkan Proteksi Perjalanan Terbaru dari Zurich, Ini Manfaatnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













