Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. CocaCola Europacific Partners (CCEP) Indonesia melalui PT Amandina Bumi Nusantara (Amandina) menyatakan momen Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 dapat pemimpin yang mengerti bisnis keberlanjutan.
"Kami berharap siapapun yang terpilih nanti, dapat memiliki visi bisnis keberlanjutan secara holistik. Jika itu terjadi, maka usaha-usaha kami dalam proyek daur ulang dapat berjalan lancar," ujar Board of Commisioner Member Amandina Bumi Nusantara Lucia Karina ditemui dalam acara diskusi di Plataran, Jakarta Pusat, Selasa (14/11).
Tak hanya itu, dia juga membujuk pemerintah untuk memberikan insentif fiskal kepada perusahaan yang menerapkan penggunaan daur ulang kemasan polyethylene terephthalate (PET).
Hal ini seiring dengan capaian CocaCola yang baru mendapatkan Sertifikat Produk Penggunaan Tanda (SPPT) SNI dari Badan Standardisasi Nasional (BSN) untuk Standar Nasional Indonesia (SNI) 8424:2017.
Baca Juga: CCEP Indonesia Resmikan PT Mitra SuksesAtlanta Sebagai Coca Cola Official Distributor
Karina menambahkan, jika SNI untuk produk daur ulang PET pertama kali didapatkan oleh CocaCola. Melihat hal ini, ia menilai pemerintah perlu mendorong dengan stimulus insentif untuk turut menggerakkan perusahaan lainnya.
"Mau tidak mau seyogianya pemerintah itu memberikan reward kepada mereka yang sudah melakukan dan sudah peduli hal ini daur ulang PET" imbuh dia.
Dia mengatakan insentif fiskal yang diharapkan di antarannya adalah pengurangan pajak atau subsidi lainnya. Ke depannya, insentif tersebut juga diiringi dengan komitmen pengusaha untuk mendorong industri hijau.
"Sebetulnya banyak yang bisa dilakukan, misalnya fiskal saya sudah beberapa kali bilang mungkin salah satu kalau di RI pengurangan pajak misalkan gitu atau subsidi lain," tuturnya.
Baca Juga: CCEP Indonesia Resmikan Pengembangan Infrastruktur TPS 3R Seminyak
Sebagai informasi, CocaCola Indonesia menargetkan 100% kemasan dapat didaur ulang pada 2025, memastikan 50% penggunaan plastik daur ulang pada tahun yang sama, menghilangkan penggunaan plastik murni dalam semua kemasan pada 2030, dan mengumpulkan serta mendaur ulang semua kemasan plastik dan kaleng yang mereka jual pada 2030.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Kimia Hilir, terdapat tiga jenis yang sering digunakan sebagai bahan baku plastik, PE, PP, dan PET dengan porsi 77% dari penggunaan.
Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri Kementerian Perindustrian Andi Rizaldi mengatakan, daur ulang PET ini disebut dapat mengurangi penggunaan bahan baku plastik yang saat ini mendekati angka 10 juta per ton.
"Kami melihat kurang lebih ada tiga perusahaan yg sudah melakukan hal yg sama dengan CocaCola ini, dengan kapasitas yg hampir sama antara 20.000-25.000 ton per tahun," tuturnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News