kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.914   16,00   0,10%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Masuki Segmen Pasar Premium, Begini Strategi Bisnis Yanaprima (YPAS)


Jumat, 22 Juli 2022 / 15:57 WIB
Masuki Segmen Pasar Premium, Begini Strategi Bisnis Yanaprima (YPAS)
ILUSTRASI. PT Yanaprima Hastapersada Tbk (IDX code: YPAS)


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten produsen karung plastik, kantong semen, roll sheet dan sandwich sheet, PT Yanaprima Hastapersada Tbk (YPAS) mengatakan salah satu strategi tahun ini adalah memasuki pasar produk premium.

Dalam paparan yang berlangsung hari ini, Marketing Manager YPAS Bernard menjelaskan yang dimaksud dengan produk premium adalah dengan mengembangkan produk jumbo bag. Pihaknya melihat jumbo bag memiliki pangsa pasar yang luas, terutama dari industri pertambangan.

"Jadi dari industri pertambangan itu kami melihat ada perkembangan dengan meningkatnya material-material yang diekspor oleh Indonesia. Dari sana kami mengarahkan produksi ke jumbo bag sebagai produk premium untuk produk tersebut," jelasnya kepada Kontan dalam paparan publik yang berlangsung secara virtual, Jumat (22/7).

Lebih lanjut, Perseroan menjelaskan jika pada paruh pertama 2022 pihaknya masih dibayangi oleh kenaikan harga bahan baku. YPAS mencatat, pada kuartal I 2022 kenaikan harga bahan baku bisa mencapai 30% hingga 40%.

Baca Juga: Vale Indonesia (INCO) Optimalkan Produksi Nikel pada Dua Kuartal Terakhir 2022

Namun hal ini tidak serta merta diikuti oleh kenaikan harga jual oleh perseroan. Alasan YPAS tidak menaikkan harga jual, adalah karena ketatnya persaingan di pasar.

Akibatnya, pada kuartal I 2022 YPAS masih menderita kerugian di angka Rp 3,13 miliar. Padahal pada periode yang sama tahun lalu YPAS masih bisa mengantongi laba bersih Rp 1,34 miliar. Di sisi lain, penjualan YPAS meningkat 5,90% di angka Rp 88,21 miliar dari Rp 82,29 miliar.

"Di semester I 2022 ini efek dari kenaikan harga bahan baku masih terasa, efek dari Covid-19 juga masih ada walau saat ini jumlah kasus sudah terkendali. Namun ada indikasi penurunan harga bahan baku," jelas Direktur YPAS Rinawati.

Perseroan juga berencana untuk memasuki ranah industri kecil menengah. Hal ini dilihat bahwa masa pandemi telah melahirkan pelaku bisnis usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan Perseroan ingin menyuplai atau menyediakan kemasan bagi pelaku bisnis di pasar UMKM atau level industri rumahan (home industry).

Baca Juga: Summarecon Agung (SMRA) Akan Meluncurkan Proyek Township pada Semester II-2022

Di sisi lain, tahun ini YPAS juga masih fokus dan mengutamakan target pasar untuk industri semen, beras, pupuk, hingga tepung terigu. Perseroan juga berencana untuk meningkatkan kapasitas produksinya sebesar kira-kira 5% sampai dengan 10% tahun ini.

"Untuk target produksi memang kita sudah lakukan dan masih melanjutkan regenerasi mesin lama dengan mesin baru, serta meningkatkan kapasitas sekitar 5% hingga 10%," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×