Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten konsumer, PT Mayora Indah Tbk (MYOR) menargetkan tahun ini pertumbuhan penjualan di angka double digit atau sekitar 10% hingga 15% dibandingkan dengan pencapaian tahun lalu. Pertumbuhan tersebut setara dengan angka sekitar Rp 30 triliun dan laba bersih di angka Rp 1,3 triliun.
Direktur Umum dan Operasional PT Mayora Indah Tbk, Wardhana Atmadja mengungkapkan proyeksi ini juga meliputi target penjualan ekspor dan lokal. Pihaknya akan tetap memperdalam penetrasi penjualan di pasar ekspor.
"Perseroan melihat akan adanya kenaikan di kuartal II dan III 2022 sehingga hingga akhir tahun target ini bisa tercapai. Mengingat juga kondisi yang masih tidak menentu di pasar global membuat kami bergerak secara konservatif, yakni minimum pertumbuhan 10%," ujarnya pada paparan publik yang berlangsung virtual, Selasa (28/6).
Mengenai gambaran pencapaian pada paruh pertama, pihaknya tidak memberikan gambaran lebih jauh. Produsen makanan dan minuman dengan produknya biskuit Roma, Astor, Beng Beng, Kopiko, Torabika, Choki Choki, hingga Energen ini, menyebutkan biasanya pencapaian di paruh kedua lebih tinggi karena ada seasonal ekspor.
Baca Juga: Superkrane Mitra Utama (SKRN) Siapkan Capex Rp 360 Miliar untuk Tambah Alat Berat
Pihaknya berkata, akan terus mempopulerkan Kopiko di kancah internasional, baik melalui distributor di tiap negara hingga bekerjasama dengan nenyelipkan iklan dalam adegan drama.
Wardhana mengatakan, untuk ekspor, MYOR tidak mengalami perlambatan, pihaknya optimistis akan mencetak percepatan ekspor.
"Hambatan yang dialami di kuartal I 2022, seperti seperti kondisi pandemi yang belum sepenuhnya hilang, ketidakstabilan politik di luar negeri dan ketidakstabilan harga bahan baku yang mungkin dapat mempengaruhi biaya yang harus ditanggung oleh Perseroan, tetap bisa membuat kami memenuhi demand," jelasnya.
Pada kuartal I 2022, MYOR mengakui menghadapi tantangan berupa kenaikan harga komoditas seperti gula, tepung terigu hingga kopi yang dibutuhkan sebagai bahan baku. Kondisi ini, sudah dihadapi oleh Perseroan sejak tahun lalu, dan membuat MYOR menaikkan harga penjualannya.
Baca Juga: Sekar Bumi (SKBM) Optimis Mampu Membukukan Pertumbuhan Kinerja di Tahun Ini
MYOR mengatakan, untuk menyiasati kenaikan harga komoditas yang masih terjadi di kuartal I 2022, pihaknya akan menaikkan harga penjualan sebesar 8% di semester II 2022.
"Kami melihat harga komoditas saat ini juga sudah mengalami penurunan dibandingkan dengan periode kuartal II, III dan IV. Periode tersebut terasa berat. Kenaikan harga penjualan ini, diestimasikan terasa pada kinerja kuartal III 2022dengan demikian kami percaya margin perusahaan akan baik di kuartal III dan IV. Ini menjadi drive pertumbuhan laba kami," ujarnya.
Pada kuartal I 2022, MYOR mencetak penjualan Rp 7,58 triliun atau meningkat 3,41%. Namun laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menurun 62,81% menjadi Rp 306 miliar dari Rp 822,87 miliar.
Penjualan lokal berkontribusi menyumbang Rp 4,69 triliun dari perolehan Rp 4,35 triliun. Penjualan ekspor menyumbang Rp 2,93 triliun dari Rp 2,98 triliun.
Tahun ini, MYOR menyiapkan capex sebesar Rp 1 triliun yang dialokasikan untuk perluasan pabrik biskuit dan wafer. Adapun hingga April 2022, pihaknya sudah menyerap Rp 310 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News