Reporter: Emir Yanwardhana | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Harga minyak yang lesu sejak dua tahun terakhir tak menyurutkan hasrat mengembangkan bisnis perusahaan energi yang dirintis oleh taipan Arifin Panigoro, PT Medco Energi Internasional Tbk.
Perusahaan ini mengklaim saat ini tengah aktif menjajaki beberapa potensi ekspansi bisnis secara non organik yakni dengan mencaplok entitas bisnis lainnya.
Dalam catatan KONTAN saat ini Grup Medco memang tengah melakukan proses akuisisi saham PT Newmont Nusa Tenggara (NNT).
Lewat kongsi dengan taipan Sujiono Timan dan Agus Prodjo Sasmito, pemilik Grup Medco Arifin Panigoro hendak mengakuisisi 100% saham Newmont seharga US$ 3 miliar.
"Untuk persoalan itu saya belum bisa komentar, tapi yang jelas kita terus mencari peluang akuisisi," kata Direktur Utama Medco Energi Internasional Hilmi Panigoro seusai Rapat Umum Pemegang Saham, Rabu (29/6).
Hanya Hilmi tak menampik peluang untuk tumbuh secara non organik ini. Hilmi menyatakan saat ini potensi untuk melakukan akuisisi bisnis tahun ini cukup banyak. Karenanya perusahaan dengan kode saham MEDC ini akan senang hati untuk mengikuti tender penjualan saham.
Misalnya ketertarikan perusahaan ini untuk membeli unit pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) milik Chevron.
Hilmi mengklaim, Medco sudah meneken confidentional agreement untuk membuka data room PLTP Chevron tersebut. Pembukaan data room ini bertujuan untuk melakukan uji tuntas atawa due diligence atas aset yang hendak mereka akuisisi.
Selain tumbuh secara non organik, perusahaan ini juga tetap menjaga pertumbuhan bisnis secara organik. Namun, karena harga minyak mentah masih lesu, ekspansi bisnis minyak ini juga ikut lesu.
Tahun ini Medco Energi Internasional hanya mengalokasikan belanja modal sebesar US$ 100 juta hingga US$ 140 juta. Anggaran belanja modal ini jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan alokasi tahun lalu sebesar US$ 315 juta.
Director & Chief Operating Officer MEDC Ronald Gunawan bilang, belanja modal ini untuk konstruksi beberapa proyek seperti di Blok A di Aceh. Ia menyebut anggaran belanja modal ini sebagian merupakan realisasi dari penundaan proyek tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News