Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat
Masih menurut Hilmi, misalkan nanti kondisi 2021 belum kondusif, pihaknya tetap akan mengejar akuisisi jika aset yang dibidik memiliki harga yang menarik dan mampu memperkuat struktur modal MEDC.
"Jadi di satu sisi kita menjaga biaya, disiplin capex, tapi kemampuan untuk ekspansi tidak kita rem. Selama opportunity dan aset itu bisa memberikan nilai tambah bagi Medco secara keseluruhan," ujarnya.
Sebagai gambaran, Hilmi mengatakan bahwa bukan tak mungkin MEDC pun akan ikut serta membidik kerjasama di Blok Rokan jika itu cocok dan memungkinkan. "Setiap kali ada opportunity di pasar, apakah itu Rokan atau apa pun, pasti kita lihat. Dengan terms and condition, harganya cocok, memberi pertumbuhan dan memperkuat struktur capital kita, pasti akan dikejar," terang Hilmi.
Jika nanti diperlukan untuk tambahan modal khususnya untuk melakukan akuisisi, MEDC pun tak menutup peluang kembali menerbitkan bond di tahun depan. "Kalau memerlukan tambahan dana, salah satu sumbernya adalah dengan bond. Tapi sangat tergantung kondisi market dan capex kita mendatang," ujar Hilmi.
Selain migas, MEDC pun akan melakukan sejumlah agenda bisnis melalui anak usahanya, PT Medco Power Indonesia dan PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT). Antara lain dengan menyelesaikan pembangunan pembangkit IPP di Riau, menggarap PLTS di Bali dan Sumbawa, meneruskan aliansi strategi dengan Kansai Electric, serta untuk AMNT yang akan meneruskan pengembangan fase 7 penambangan.
Selanjutnya: MEDC tetap prospektif meski merugi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News