Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten produsen plastik kemasan PT Megalestari Epack Sentosaraya Tbk (EPAC) optimistis dapat mengantongi penjualan sebesar Rp 100 miliar hingga tutup tahun 2022.
Direktur Utama PT Megalestari Epack Sentosaraya Tbk Bahar Ghazali mengatakan target penjualan ini lebih rendah dibandingkan tahun lalu, begitu juga dengan gross margin.
“Kita perkirakan hingga akhir tahun 2022 bisa mencapai sekitar Rp 100 miliar, dan ini lebih rendah sekitar 20% dibandingkan tahun lalu, dan gross margin juga lebih rendah 10% dari total penjualan,” kata Bahar dalam paparan Public Expose (30/12).
Baca Juga: EPAC Optimistis Peningkatan Permintaan Produk FMCG Akan Kerek Bisnis Kemasan
Perseroan mengaku kinerja keuangan sangat tergerus dikarenakan efek pandemi yang terjadi, sehingga mengakibatkan perseroan mengalami kesulitan, termasuk kinerja keuangan perusahaan.
Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian, PT Megalestari Epack Sentosaraya Tbk mencatatkan penjualan pada periode yang berakhir 30 September 2022 sebesar Rp 78,61 miliar atau menurun sekitar 30% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 112,34 miliar.
Sementara hingga saat ini, kontribusi penjualan sepenuhnya berasal dari perusahaan pihak ketiga.
EPAC juga mencatatkan beban pokok penjualan menurun menjadi Rp 80,46 miliar dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 85,87 miliar.
Di periode sembilan bulan pertama 2022, Megalestari mencatat rugi bersih Rp 39,23 miliar. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu EPAC masih mencatatkan laba bersih sebesar Rp 5,06 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia, EPAC mencatatkan utang usaha selama periode yang berakhir 30 September 2022 sebesar Rp 37,49 miliar.
Baca Juga: Megalestari Epack Sentosaraya (EPAC) Naikkan Harga Jual Secara Bertahap, Ini Sebabnya
Selama setahun ini perusahaan mengalami kesulitan modal kerja dan keterbatasan dana anggaran. Bahar mengaku hal ini mengakibatkan pendapatan perusahaan turun separuhnya.
“Masa Pandemi membuat arus kas perrusahaan menjadi ketat, cash flow menjadi ketat di awal tahun hingga saat ini,” kata Bahar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News