Reporter: Handoyo | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Memasuki kuartal II tahun ini, harga komoditas cabai terus menunjukkan lonjakan. Berdasarkan pantauan harian Kementerian Perdagangan (Kemendag), harga cabai rawit merah mengalami kenaikan sebesar 4,08% menjadi Rp 59.200 per kg dibanding harga minggu sebelumnya.
Kenaikan harga cabai rawit merah terjadi sejak awal bulan Februari 2014 di mana harga tercatat sebesar Rp 43.650 per kg atau naik 14,15% dibanding harga sebulan sebelumnya sebesar Rp 38.240 per kg dan berlanjut sampai dengan saat ini.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam dua bulan terakhir, cabai rawit merah memberikan andil terhadap inflasi masing-masing sebesar 0,03% pada Februari 2014 dan 0,05% pada Maret 2014, sementara untuk cabai merah keriting dan cabai merah besar tidak ikut andil terhadap inflasi nasional karena harganya relatif stabil dan menurun di tingkat konsumen.
Kenaikan harga ini dipicu oleh cuaca ekstrem (curah hujan tinggi) yang terjadi selama rentang Januari-Maret 2014 sehingga mengakibatkan penurunan produktivitas serta tingginya tingkat kerusakan cabai.
Selain itu, lebatnya hujan abu vulkanik akibat besarnya erupsi Gunung Kelud (kondisi force majeure) yang terjadi pada 13 Februari 2014 lalu turut berdampak pada turunnya produksi cabai rawit merah di beberapa sentra produksi khususnya di Jawa Timur seperti Blitar, Kediri, dan Malang serta daerah sentra lainnya di Jawa Tengah seperti Karanganyar, Wonogiri, Magetan, Boyolali, dan Magelang.
"Masih tingginya harga cabai rawit merah disebabkan minimnya pasokan dari daerah sentra produksi," kata Dirjen Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Kementerian Perdagangan Srie Agustina, salam siaran persnya, Jumat (4/4).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News