kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.262   -51,75   -0,71%
  • KOMPAS100 1.113   -8,46   -0,75%
  • LQ45 882   -9,09   -1,02%
  • ISSI 222   -0,64   -0,28%
  • IDX30 453   -5,28   -1,15%
  • IDXHIDIV20 546   -6,98   -1,26%
  • IDX80 127   -1,03   -0,80%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,07   -1,36%

Membaiknya sektor properti akan mendorong konsumsi semen tahun depan


Senin, 14 Desember 2020 / 21:33 WIB
Membaiknya sektor properti akan mendorong konsumsi semen tahun depan
ILUSTRASI. Pekerja membongkar muat semen


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Yudho Winarto

Adapun volume penjualan INTP di Oktober 2020 sendiri merupakan pencapaian tertinggi di tahun ini, yakni lebih dari 1.6 juta ton. Namun, dibandingkan periode yang sama tahun lalu, angka 1.6 juta ton ini memang lebih rendah.

Hal ini karena musim penghujan yang datang lebih awal tahun ini. Ditambah juga maraknya aksi demonstrasi yang terjadi di bulan Oktober.

Dihubungi secara terpisah, Analis Phillip Sekuritas Indonesia Anugerah Zamzami Nasr menilai emiten semen cukup tangguh sepanjang tahun ini.

Zamzami membeberkan, secara keseluruhan permintaan semen memang menurun 9.8% sejak awal tahun. Tetapi penurunan paling dalam disumbang oleh segmen semen bulk  yang turun 21.7%,  dibanding semen bag yang hanya turun 5.4%.

“Jadi, sektor ritel /perumahan tidak terlalu turun dalam dibandingkan permintaan dari sektor infrastruktur,” ujar Zamzami saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (14/12). 

Baca Juga: Bumi Serpong Damai (BSDE) bukukan pra penjualan tertinggi, ini rekomendasi analis

Selain itu, terdapat sejumlah faktor lain yang mempengaruhi kinerja emiten semen seperti banjir awal tahun, datangnya musim penghujan, serta jadwal hari libur. “Juga, dari segi biaya. Emiten-emiten semen mampu berefisiensi untuk menjaga marginnya,” sambung dia.

Di sisi lain, Pemerintah berencana menggenjot sektor infratstruktur tahun depan. Kementerian Keuangan akan menaikkan anggaran untuk pembangunan infrastruktur di tahun depan menjadi Rp 413,8 triliun atau naik 47,2% dari anggaran tahun ini yang hanya Rp 281,1 triliun.

Alhasil, Zamzami menilai rencana kenaikan anggaran infrastruktur seharusnya berdampak positif pada sektor semen. Tentu untuk meningkatkan penyerapan semen bulk dan juga  beton siap pakai atau ready mix concrete (RMC).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×