kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,57   -4,45   -0.50%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menakar prospek Adhi Commuter Properti (ADCP) di tengah pengembangan hunian TOD


Rabu, 24 November 2021 / 18:57 WIB
Menakar prospek Adhi Commuter Properti (ADCP) di tengah pengembangan hunian TOD
ILUSTRASI. PT Adhi Commuter Properti Tbk (ADCP) menjadi pengembang yang mengusung pengembangan TOD berjarak nol kilometer dari stasiun LRT.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hunian berkonsep Transit Oriented Development (TOD) yang menempel di simpul-simpul transportasi masal dinilai bisa memberikan nilai tambah bagi properti. PT Adhi Commuter Properti Tbk (ADCP) menjadi pengembang yang mengusung pengembangan TOD berjarak nol kilometer dari stasiun LRT.

Corporate Secretary Adhi Commuter Properti, Rakhmat Adi Sampurno mengatakan, bisnis ADCP yang kini berada di Jabodetabek sejalan dengan program pemerintah untuk pengembangan infrastruktur transportasi massal yang bertujuan mengurangi kemacetan dan mempermudah mobilitas di kota metropolitan utama di Indonesia.

Sebagai contoh, ADCP mempunyai produk Cisauk Point dengan akses langsung terhadap commuter line, Oase Park dengan akses langsung terhadap bus station, berbagai produk tersebut merupakan kerjasama ADCP dengan pihak lain seperti PT KAI, dan Perum PPD DKI Jakarta.

Saat ini, ADCP memiliki 11 proyek yang tersebar di Jabodetabek, dan 7 diantaranya berada di titik stasiun LRT Jabodebek (tahap I). Adapun proyek, ADCP meliputi LRT City Bekasi – Eastern Green, LRT City Bekasi – Green Avenue, LRT City Jatibening, LRT City MTH, LRT  City Tebet, LRT City Ciracas, LRT City Sentul, Adhi City Sentul, serta Member of LRT City - Grand Central Bogor, Member of LRT City - Cisauk Point, Member of LRT City - Oase Park.

“Melalui konsep hunian terintegrasi dengan transportasi massal khususnya LRT, kami optimistis bisnis yang ADCP jalankan berprospek cerah. Dampak positif perkembangan pengerjaan LRT Jabodebek bisa dilihat dari kinerja marketing sales pada kuartal ketiga 2021 yang tumbuh signifikan 155%. Berasal dari 11 proyek yang sedang dikembangkan, 4 diantaranya sudah serah terima,” ujar Adi dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Rabu (24/11).

Baca Juga: Bidik kontrak baru naik 20%-25%, begini rencana usaha Adhi Karya (ADHI) di 2022

Hasil riset dari Jones Lang LaSalle IP, Inc (JLL) pada September 2021 menyebutkan bahwa konsep TOD memberikan keuntungan terhadap properti. Lantaran menjadi bentuk strategi perencanaan dan desain untuk mencapai pembangunan perkotaan yang padu, memiliki beragam manfaat lahan, ramah pejalan kaki dan pesepeda dengan kemudahan aksesibilitas terhadap stasiun transportasi massal.

Adapun salah satu keunggulan utama proyek-proyek properti Adhi Commuter Properti adalah suatu bagian dari kawasan pengembangan campuran yang memiliki akses langsung terhadap transportasi publik. Selain itu, kelengkapan fasilitas yang disediakan merupakan faktor-faktor utama yang dipertimbangkan oleh pembeli, selain keterjangkauan harga. 

Masih menurut hasil market research Jones Lang LaSalle, di Kawasan Tangerang untuk segmen Mid-Low, rata-rata take up rate (terjual) sebesar 68%, sedangkan produk ADCP Cisauk Point mencapai 75%.

Di Kawasan Jakarta untuk segmen Mid-Mid, rata-rata take up rate sebesar 54%, sementara produk ADCP LRT City Tebet mencapai sebesar 83%. Kemudian di Kawasan Bekasi untuk segmen Mid-Mid, rata-rata take up rate sebesar 73%, sementara produk ADCP LRT City Jatibening mencapai 90%.

Adapun saat ini anak usaha PT Adhi Karya Tbk (ADHI) sedang menggelar proses pencatatan perdana saham atau Initial Public Offering (IPO). Adhi Commuter Properti mengadakan masa penawaran awal pada 12-25 November 2021.

Setelah mendapat tanggal efektif yang diperkirakan pada 30 November 2021, ADCP akan menggelar penawaran umum pada 2-8 Desember 2021.  Selanjutnya, saham ADCP akan dicatatkan secara resmi di bursa atau listing pada 10  Desember 2021.

Saat ini, ADCP memasuki tahap book building dan sahamnya akan dilepas dengan harga penawaran awal di rentang Rp 130 - Rp 200. Pengamat Pasar Modal dari MNC Asset Management, Edwin Sebayang mengatakan saham ADCP akan menjadi buruan investor mengingat harga penawaran yang masih berada di rentang Rp130 - Rp200 ditambah dengan prospek bisnis yang cerah.

Harga ini pun berpotensi naik di masa mendatang. “Kalau hanya di level itu [Rp130-200] saya rasa pasti akan banyak diburu,” kata Edwin.

Selain sifat alami industri properti yang masih seksi di mata investor baik ritel maupun institusional, Edwin melihat konsep TOD yang diusung ADCP menjadi nilai tambah tersendiri. Pasalnya, pada dasarnya properti masih menjadi kebutuhan dan kemacetan menjadi salah satu musuh masyarakat saat ini, sehingga konsep TOD ini bisa menjadi solusi.

Harga penawaran yang berkisar di rentang Rp 120-Rp 200 ini juga memiliki potensi untuk terus bertumbuh. Dengan catatan, seiring dengan operasi infrastruktur transportasi penyerta proyek-proyek ADCP. Seperti diketahui, saat ini ADCP memiliki 11 proyek properti yang terintegrasi dengan simpul transportasi umum massal.

"Kalau dibandingkan dengan 11 proyek yang ada itu, semua jadi, semua beroperasi pasti potensinya ke depan bagus,” imbuh Edwin.

Baca Juga: Kinerja Adhi Commuter Properti akan terdorong operasional LRT Jabodebek tahap I

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×