Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar pusat data (data center) di Indonesia terus tumbuh pesat, dengan nilai pasar mencapai US$ 3,7 miliar atau Rp 57,7 triliun pada tahun 2024. Sedangkan investasi mencapai US$ 634 juta atau Rp9,8 triliun. Berdasarkan proyeksi Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi(, Asia Tenggara diperkirakan akan memiliki kapasitas pusat data sebesar 2.733 megawatt pada tahun 2028.
Nah, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) bersama Bersama Digital Data Center (BDDC) meluncurkan Indonesia Internet Exchange Jakarta Kedua (IIX-JK2) di fasilitas data center terbaru BDDC, JST1i di Jakarta Timur. Langkah ini untuk memperkuat ekosistem digital Indonesia, menyediakan infrastruktur interkoneksi yang lebih efisien, cepat, dan aman, serta menjawab kebutuhan industri akan konektivitas yang handal.
IIX-JK2 hadir untuk melengkapi Indonesia Internet Exchange (IIX) yang telah ada sebelumnya di Cyber 1 Fasilitas ini fokus mendekatkan penyedia layanan internet (ISP) dengan penyedia konten digital (content providers) dan hyperscalers. Solusi ini diharapkan mampu mengatasi tantangan yang sebelumnya dihadapi, termasuk keterjangkauan dan efisiensi pengelolaan trafik data yang terus meningkat.
Muhammad Arif, Ketua Umum APJII, menyampaikan, dengan pertumbuhan trafik internet yang meningkat lebih dari sepuluh kali lipat dalam tiga tahun terakhi. Yakni dari 1,3 terra bytes per second (tbps) pada tahun 2021 menjadi 14 tbps di akhir tahun 2024 (peak traffic).
"Kehadiran IIX-JK2 menjadi kebutuhan yang mendesak. Infrastruktur ini memungkinkan internet service provider (ISP) menghubungkan trafik mereka dengan lebih efisien, mengurangi latensi, serta mendukung transformasi digital dan kedaulatan data nasional," kata Arif, dalam keterangannya, Senin (6/1).
Setyanto Hantoro, Komisaris Utama BDDC, menambahkan, pusat data JST1 dirancang sebagai fasilitas tier IV yang bersertifikasi global dari Uptime Institute, dengan kapasitas 5 megawatt untuk mendukung operasional 24/7 yang handal dan scalable. Melalui kolaborasi dengan APJII dalam IIX-JK2, kami memastikan interkonektivitas yang lebih baik, yang tidak hanya mempercepat distribusi data tetapi juga memperkuat ekosistem digital nasional.
Baca Juga: Broadcom Bergabung dengan Klub US$1 Triliun, Raja Semikonduktor Baru Era Ledakan AI
"Dengan kepastian hukum, tarif listrik yang kompetitif, dan insentif yang mendukung, Indonesia dapat menjadi pusat investasi data center di Asia Tenggara," imbuh Setyanto.
Dekat dengan Content Providers dan Hyperscalers IIX-JK2 mempermudah interkoneksi dengan penyedia konten global. Seperti Alibaba Cloud, AWS, Google Cloud, Microsoft Azure, serta platform digital besar lai seperti Akamai, Tencent, dan ByteDance (TikTok). Sehingga meningkatkan efisiensi distribusi data.
infrastruktur scalable dan bersertifikasi global berbasis di JST1. Fasilitas tier IV ini dirancang untuk mendukung kebutuhan operasional jangka panjang dengan kapasitas scalable hingga 5 megawatt.
Muhammad Arif menambahkan, “memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama dalam industri pusat data, terutama dengan kelebihan sumber daya listrik di Jawa dan Batam. Namun, keberhasilan ini memerlukan regulasi yang ramah investasi, insentif yang menarik, serta kepastian hukum yang mendukung perkembangan ekosistem digital.
Ia berharap, IIX-JK2 ini melengkapi dan memperkuat kapasitas serta keandalan IIX-APJII yang selama ini berperan sebagai hub utama interkoneksi bagi para penyelenggara jaringan internet nasional. "Langkah ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan APJII untuk mendukung kebutuhan anggota kami dalam menyediakan layanan yang cepat, aman, dan efisien bagi pengguna akhir," imbuhnya.
Selanjutnya: Tok! Biaya Haji Tahun 2025 Sebesar Rp 89,41 Juta, Jemaah Bayar Rp 55,43 Juta
Menarik Dibaca: 7 Cara yang Paling Ampuh Menyembuhkan Kolesterol Tinggi, Mau Coba?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News