Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Acset Indonusa Tbk (ACST) tetap mempertahankan target kontrak baru Rp 10 triliun tahun ini meskipun capaiannya samapi kuartal III 2018 masih jauh dari target. Perusahaan masih akan berupaya mengejar target tersebut di sisa tiga bulan terakhir ini.
Sepanjang periode Januari-September, ACST baru berhasil mendapatkan kontrak baru Rp 813 miliar. Itu diantaranya didapat dari proyek Fly Ash Silo, Graha Pertamina, Tanjung Jati B Expansion Silo (Jawa 4), Pelabuhan Patimban, Gedung Balai Kesehatan Penerbangan I, pekerjaan Pelabuhan Terminal Peti Kemas, dan pekerjaan struktur proyek The Stature.
Capaian kontrak baru ACST tersebut baru baru setara 8,13% dari target tahun ini. " Saat ini kami belum ada rencana revisi target," kata Sekretaris Perusahaan Acset Indonusa, Maria Cesilia Hapsari kepada Kontan.co.id, Jumat (26/10).
Sementara dari sisi kinerja keuangan, ACST masih berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan hingga kuartal III 2018. Namun , laba bersih perusahaan sedikit mengalami penurunan akibat membengkaknya beban keuangan yang harus ditanggung.
Anak usaha PT United Tranctors Tbk ini membukukan pendapatan Rp 2,73 triliun atau tumbuh 40,5% dari kuartal III 2017. Pendapatan disumbang dari proyek infrastruktur sebesar 77%, konstruksi 13%, fondasi 6% dan sektor lainnya 4%.
Sedangkan laba bersihnya hanya Rp 91,23 miliar atau melorot 18% dari periode yang sama tahun 2017 yang mampu mencapai Rp 111,28 miliar. "Penurunan laba bersih ini sebagai dampak adanya peningkatan beban keuangan atas proyek-proyek Contractor Pre-Financing (CPF) yang saat ini masih dalam proses pengerjaan," kata Maria.
Beban keuangan ACST kuartal III mencapai Rp 222,6 miliar. padahal pada periode yang sama tahun 2017 hanya tercatat sebesar Rp 55,36 miliar. Maria bilang, Hingga kini ACST masih terlibat dalam proses tender beberapa proyek strategis, dimana perusahaan tetap optimis untuk memperoleh kontrak baru hingga akhir tahun. Seperti diketahui, perusahaan konstruksi ini menargetkan kontrak baru Rp 10 triliun pada tahun 2018.
Sebelumnya, Jeffrey G Chandrawijaya, Presiden Direktur ACST mengatakan, saat ini pihaknya menunggu beberapa pengumuman tender sejumlah tender proyek-proyek di sektor infrastruktur, gedung dan pondasi.
Adapun kontrak baru yang diperkirakan akan didapatkan oleh ACST dalam waktu dekat adalah jalan tol Jakarta-Cikampek Selatan, Tol Serpong-Balaraja, proyek pondasi yang cukup dalam, proyek gedung luxury milik pengembang asing, dan lain-lain.
"Kami dalam memasang target kontrak baru tidak fokus pada duitnya. Dalam mengejar kontrak kami fokus pada proyek yang kami nilai aman buat kami dan itu nilainya kami perkirakaan bisa Rp 10 triliun. Jadi kami masih optimistis target kontrak baru tahun ini akan tercapai," kata Jeffrey.
Jeffry menjelaskan, saat ini ACST lebih banyak membidik kontrak baru dari proyek infrastruktur. Proyek yang menjadi favorit perusahaan adalah jalan tol elevated. Adapun tender proyek tol yang sedang mereka ikuti adalah Jakarta-Cikampek Selatan dan Serpong-Balaraja yang prosesnya saat ini masing-masing dalam proses persiapan pra kualifikasi dan proses persiapan tender.
ACST yakin kedua proyek itu akan diumumkan tahun ini karena pemilik proyek menargetkan konstruksinya paling lambat akan dimulai pada awal tahun depan. Kedua proyek itu akan dikejar lewat mekanisme kerjasama operasi (KSO) dengan Adhi Karya.
Selain jalan tol, ACST juga tertarik mengincar proyek infrastruktur pelabuhan dan pekerjaan sipil proyek pembangkit listrik. Saat ini, perusahaan sudah mendapatkan proyek pekerjaan di Pelabuhan Patimban senilai Rp 173 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News