Reporter: Ahmad Febrian, Sanny Cicilia | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) mengenalkan identitas baru. Seiring lebih fokus dengan bisnis baru, TBS menyiapkan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) jumbo.
Perusahaan yang sebelumnya hanya mengandalkan bisnis batubara, menegaskan transformasi ke tiga bisnis baru yang lebih hijau dan berkelanjutan. Ketiganya adalah pengelolaan limbah (waste management), energi baru dan terbarukan (renewable energy) dan kendaraan listrik (electric vehicle).
"Melalui ketiga pilar ini, kami ingin memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi dan tanggung jawab lingkungan berjalan berkesinambungan," ujar Presiden Direktur & CEO TBS, Dicky Yordan, Rabu (12/11).
Analis menilai, langkah transformasi besar TOBA dapat membuka peluang bagi perusahaan untuk memperoleh valuasi premium di masa mendatang.
“TOBA menjemput bisnis masa depan yang berkelanjutan dengan transformasi. Langkah meninggalkan bisnis batubara cenderung dihargai investor yang fokus pada fundamental,” ujar analis Phillip Sekuritas Edo Ardiansyah, dalam keterangannya, Jumat (14/11).
Baca Juga: Pelindo dan ASDP Luncurkan Vending Machine UMKM di Toba dan Labuan Bajo
Kenaikan harga saham TOBA yang mencapai 120% secara year to date (ytd) terjadi ketika perusahaan mencatatkan rugi secara akuntansi akibat divestasi PLTU. “Jadi kalau nanti perusahaan mulai mencatatkan laba kembali dari bisnis barunya, peluang apresiasi investor akan semakin besar,” katanya.
Riset UOB Kay Hian menyebutkan, emiten yang fokus pada bisnis berkelanjutan umumnya diperdagangkan dengan valuasi lebih tinggi.
Langkah menuju transformasi tersebut ditandai dengan peluncuran Climate Transition Plan, yang diperkenalkan saat peluncuran identitas baru TBS Re/define Rabu (12/11) lalu .Hal ini merupakan peta jalan strategis yang memastikan seluruh kegiatan usaha TBS sejalan dengan komitmen carbon neutrality pada tahun 2030.
Dicky Yordan menjelaskan, perusahaan kini resmi mengalihkan fokus dari energi berbasis batu bara menuju bisnis rendah karbon yang lebih beragam.
Direktur & CFO TBS Juli Oktarina mengungkapkan bahwa total investasi yang disiapkan untuk menopang transformasi ini mencapai US$ 600 juta hingga tahun 2030. “Tahun depan porsi terbesar akan datang dari bisnis waste management. Estimasi lima tahun ke depan hingga 2030, capex sebesar US$ 600 juta akan fokus tiga bisnis baru,” kata Juli.
Selanjutnya: MU Berpotensi Kehilangan Pemain Senilai Rp 3,2 Triliun Secara Gratis Musim Depan
Menarik Dibaca: Ramalan Zodiak Keuangan dan Karier Besok Sabtu 15 November 2025: Waktunya Adaptasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













