kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Menelisik kemacetan di New Priok Terminal


Selasa, 15 Mei 2018 / 21:34 WIB
Menelisik kemacetan di New Priok Terminal
ILUSTRASI. Pelabuhan New Priok Container Terminal One (NPCT1)


Reporter: Indra Pangestu Wardana Setiawan | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah warga sekitar pelabuhan Kalibaru mengeluhkan kemacetan di Jalan Raya Cilingcing dekat New Priok Container Terminal (Pelabuhan Kalibaru), Jakarta Utara. Disinyalir kemacetan tersebut disebabkan keluar masuknya truk kontainer di terminal pelabuhan.

Terminal Pelabuhan Kalibaru diresmikan pada bulan September 2016 dengan menghabiskan investasi kisaran Rp 14,5 triliun. Luas pelabuhan itu sekitar 32 hektare dan panjang dermaga mencapai 850 meter. Pelabuhan ini dicanangkan akan dapat mengangkut 1,5 juta TEUs per tahun. Akan tetapi pelabuhan tersebut menimbulkan berbagai permasalahan di antaranya kemacetan.

Ditemui di Pelabuhan Kalibaru, M Rusli (56), warga sekitar Pelabuhan Kalibaru mengeluhkan kemacetan sering terjadi di sekitar kawasan Jl raya Cilingcing semenjak mulai aktifnya pelabuhan peti kemas, New Port Container.

Ia mengatakan bahwa kemacetan terjadi di hari kerja, kecuali hari libur. Kemacetan bisa terjadi selama 24 jam. Kemacetan bisa bisa mencapai 10 km. Ia menambahkan kemacetan tersebut disebabkan truk container yang menggunakan jalan raya untuk bisa masuk ke pelabuhan peti kemas. Para supir enggan untuk masuk ke pelabuhan dengan menggunakan jalan tol.

“Waktu dulu sebelum ada darmaga baru (New Priok Container Terminal) perjalanan lancar-lancar saja. Tapi semenjak ada dermaga tersebut daerah ini sering mengalami kemacetan. Dari Tanjung Priok - Jaya - dramaga kalibaru itu bisa sampai 3 jam. Sedangkan dari Cakung- Jaya masuk ke dermaga kalibaru juga kemacetannya kurang lebih tiga jam,” Kata Rusli (13/5)

Di sisi lain, Suting (63), pengusaha kayu merasa kebingungan dengan kemacetan di dekat pelabuhan kalibaru. Pasalnya kemacetan tersebut menghambatnya untuk mengirimkan barang-barangnya ke luar kota Jakarta. Setiap hari ia harus menghadapi kemacetan berjam-jam. Setiap hari ia mengirimkan barangnya ke daerah karawang, Bekasi dan sukabumi, tergantung pesanan konsumen.

“Iya kemacetan di sekitar pelabuhan kalibaru menghambat saya dalam mengirim barang. Setiap hari saya harus menghadpi kemacetan tersebut, sehingga pengiriman barang menjadi lama” Kata Suting (13/5).

Menurut hasil reportase Kontan.co.id, kemacetan tersebut disebabkan oleh sejumlah kontainer yang enggan untuk menggunakan jalan tol Koja. Tol Koja merupakan salah satu fasilitas yang disediakan pemerintah sebagai jalur truk peti kemas agar langsung masuk ke pelabuhan. Akan tetapi harga Tol Koja harganya bukan main. Per sekali lewat supir kontainer bisa menghabiskan sekitar Rp 45 ribu. Hal tersebut dapat menghabiskan biaya logistik supir yang cukup besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×