Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .
Kontributor produksi batubara terbesar bagi ADRO berasal dari tambang yang dikelola anak usahanya, PT Adaro Indonesia. Per kuartal tiga kemarin, Adaro Indonesia memproduksi batubara sebanyak 39,25 juta ton. Adaro Indonesia memiliki luas wilayah mencapai 31.380 Ha yang mana kontraknya akan berakhir pada 1 Oktober 2022.
Baca Juga: Menilik prospek saham emiten logam pasca kesepakatan dagang AS-China fase pertama
Head of Corporate Communication ADRO Febriati Nadira menyampaikan, pihaknya belum menentukan target produksi batubara pada tahun ini, termasuk dana belanja modal yang disiapkan untuk kegiatan ekspansi perusahaan.
Walau demikian, ia menyebut, ADRO akan fokus untuk mengoptimalkan tambang batubara yang ada dan belum berencana melakukan akuisisi tambang dalam waktu dekat. “Kami akan menjaga tingkat produksi guna menjaga cadangan batubara secara jangka panjang,” ujar dia, Selasa (21/1).
ADRO juga fokus menerapkan metode kegiatan operasional yang efisien di seluruh rantai bisnis perusahaan agar bisa meraih target kinerja yang ditetapkan.
Emiten tersebut juga masih mengembangkan bisnis pembangkit listrik pada tahun ini. Hasil produksi batubara ADRO nantinya akan digunakan sebagai pasokan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Bhimasena Power Indonesia dan PLTU Tanjung Power Indonesia. Kedua PLTU tersebut dikelola oleh PT Adaro Power dan akan beroperasi di tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News