Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 jelas memukul bisnis para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) mitra binaan PT Pertamina (Persero). Dengan bekal bantuan dari Pertamina, para pelaku UMKM ini mencoba bertahan sekaligus bangkit di masa pandemi.
Timotius, pemilik UMKM Sello Shoe yang menjual beragam produk sepatu hingga dompet dan gelang kulit mengaku bisnisnya cukup tertekan selama masa pandemi Covid-19. Sello Shoe sendiri berlokasi di Malang dekat lingkungan Universitas Negeri Malang. Di sana, UMKM ini menempati kios yang disediakan Pertamina secara gratis.
Lantaran berada di lingkungan kampus, pangsa pasar utama Sello Shoes jelas adalah sivitas kampus itu sendiri. Ketika pandemi melanda, aktivitas perkuliahan secara tatap muka praktis ditiadakan. Alhasil, toko milik Timotius menjadi sepi.
“Penjualan saya turun kira-kira sampai 95% saat corona melanda,” kata dia saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (15/9).
Baca Juga: Persaingan usaha yang sehat dapat membantu akselerasi pertumbuhan ekonomi
Padahal, sosok yang akrab dipanggil Tius ini bilang, saat kondisi normal Sello Shoe bisa meraup omset maksimal Rp 50 juta per bulan.
Karena toko sepi, ia mengurangi produksi dan merumahkan sebagian karyawan. Sejauh ini, karyawan Sello Shoe bekerja selama satu minggu untuk memproduksi barang, kemudian libur selama satu minggu. Begitu pula seterusnya.
Tius mengaku beruntung menjadi mitra binaan Pertamina sejak tahun 2017. Di tahun tersebut, ia mendapat modal pinjaman sebesar Rp 75 juta dari Pertamina selama tiga tahun dengan biaya administrasi 0.3%.
“Modal tersebut untungnya bisa membantu kami bertahan menghadapi masa sulit ini. Kami juga masih bisa melakukan angsuran dengan lancar,” ungkapnya.
Sello Shoe juga telah berpartisipasi dalam berbagai pameran UMKM yang diselenggarakan oleh Pertamina di berbagai daerah. Tak ketinggalan, Sello Shoe juga ikut serta dalam Pertamina SMEXPO 2020 yang berlangsung beberapa hari lalu.
Keberadaan pameran tersebut telah membantu Sello Shoe dalam menjaring calon pembeli baru dari berbagai kalangan.
Ke depan, Tius berharap Pertamina bisa lebih gencar lagi dalam membantu pemasaran produk-produk Sello Shoe. “Kami berharapnya produk-produk Sello Shoe bisa dipasarkan di koperasi-koperasi milik Pertamina, sehingga karyawan di sana bisa beli produk kami,” katanya.
Sementara itu, Agustiandary Mayadewi, pemilik UMKM Agustine Embroidery juga mengaku bisnisnya terpukul oleh adanya pandemi viru corona. Dalam kondisi normal, pihaknya bisa mendapat omset antara Rp 30 juta hingga Rp 60 juta per bulan.
“Sekarang omset bulanan/harian kami turun hingga 75%-80% sehingga terpaksa kapasitas produk kami dikurangi dan tenaga kerja bekerja di rumah masing-masing,” ungkap dia, hari ini.
Untuk memastikan kesejahteraan karyawannya, Agustiandary memberi tugas untuk membuat produk yang relevan dengan kondisi pandemi, yaitu masker yang dibordir. Menurutnya, hal itu merupakan salah satu upaya agar Agustine Embroidery bisa bertahan menghadapi krisis pandemi.
Asal tahu saja, sejatinya UMKM yang berlokasi di Bogor Timur ini menjual beragam produk dekorasi rumah seperti taplak meja, tisu cover, sarung bantal, hingga sajadah border.
Agustiandary bersyukur lantaran Pertamina tetap memberikan berbagai bantuan. Termasuk salah satunya adalah mengikutsertakan Agustine Embroidery dalam ajang Pertamina SMEXPO 2020 lalu.
Baca Juga: Peritel harapkan kredit korporasi dari pemerintah segera dikucurkan
Melalui ajang tersebut, banyak calon pembeli potensial yang tertarik terhadap produk-produk Agustine Embroidery. Bahkan, UMKM ini mendapat pesanan ekspor produk coaster atau tatakan gelas ke Arab Saudi dan produk table runner ke Australia. Beberapa negara lain juga berminat terhadap produk UMKM tersebut.
“Tentunya nanti akan kami follow up dengan didampingi oleh Indonesia Diaspora SME-SMI Export Empowerment & Development (ID-SEED) yang ditunjuk Pertamina sebagai pendamping UMKM,” jelas Agustiandary.
Dihubungi terpisah, Tri Handayani selaku pemilik UMKM Raja Patin yang menjual kerupuk kulit ikan patin juga merasakan dampak bantuan pembinaan dari Pertamina.
UMKM yang berdomisili di Deli Serdang, Sumatera Utara, tersebut bergabung menjadi mitra binaan Pertamina pada April 2018. Saat itu, Raja Patin sedang kekurangan modal untuk membeli bahan baku yang mencapai 18 ton.
Pertamina pun memberikan berbagai bantuan kepada Raja Patin berupa permodalan, promo melalui acara bergengsi, dan dukungan dalam perizinan.
Bantuan yang diterima dari Pertamina juga membuat Raja Patin bisa bertahan menghadapi beratnya tantangan bisnis di masa pandemi. “Saat awal pandemi Covid-19, omset kami sempat turun sekitar 15%, tapi selebihnya omset kami malah bisa naik lagi,” ujar dia, Selasa (15/9).
Tri juga bersyukur bisa mengikutsertakan Raja Patin dalam ajang Pertamina SMEXPO 2020 lalu. Menurutnya, ajang tersebut memberikan banyak pengalaman berharga yang sangat bermanfaat bagi kelangsungan bisnis Raja Patin di masa mendatang.
Baca Juga: Wah, kredit bank daerah bisa tumbuh lebih tinggi dari rata-rata industri
Terlebih lagi, ada banyak UMKM yang ikut serta di ajang tersebut sehingga pihak Raja Patin bisa saling berbagi informasi dan pengalaman bisnis satu sama lain.
“Kami juga bisa melihat ada banyak pembeli dari seluruh dunia yang berpotensi membeli produk Raja Patin,” ungkapnya.
Selanjutnya: Tahun depan, pemerintah bakal suntik dana Rp 37,38 triliun untuk 8 BUMN
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News