kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,73   4,98   0.55%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menengok cerita UMKM mitra binaan Pertamina yang bertahan di masa pandemi Covid-19


Selasa, 15 September 2020 / 18:49 WIB
Menengok cerita UMKM mitra binaan Pertamina yang bertahan di masa pandemi Covid-19
ILUSTRASI. UMKM Binaan Pertamina


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

Sementara itu, Agustiandary Mayadewi, pemilik UMKM Agustine Embroidery juga mengaku bisnisnya terpukul oleh adanya pandemi viru corona. Dalam kondisi normal, pihaknya bisa mendapat omset antara Rp 30 juta hingga Rp 60 juta per bulan.

“Sekarang omset bulanan/harian kami turun hingga 75%-80% sehingga terpaksa kapasitas produk kami dikurangi dan tenaga kerja bekerja di rumah masing-masing,” ungkap dia, hari ini.

Untuk memastikan kesejahteraan karyawannya, Agustiandary memberi tugas untuk membuat produk yang relevan dengan kondisi pandemi, yaitu masker yang dibordir. Menurutnya, hal itu merupakan salah satu upaya agar Agustine Embroidery bisa bertahan menghadapi krisis pandemi.

Asal tahu saja, sejatinya UMKM yang berlokasi di Bogor Timur ini menjual beragam produk dekorasi rumah seperti taplak meja, tisu cover, sarung bantal, hingga sajadah border.

Agustiandary bersyukur lantaran Pertamina tetap memberikan berbagai bantuan. Termasuk salah satunya adalah mengikutsertakan Agustine Embroidery dalam ajang Pertamina SMEXPO 2020 lalu.

Baca Juga: Peritel harapkan kredit korporasi dari pemerintah segera dikucurkan

Melalui ajang tersebut, banyak calon pembeli potensial yang tertarik terhadap produk-produk Agustine Embroidery. Bahkan, UMKM ini mendapat pesanan ekspor produk coaster atau tatakan gelas ke Arab Saudi dan produk table runner ke Australia. Beberapa negara lain juga berminat terhadap produk UMKM tersebut.

“Tentunya nanti akan kami follow up dengan didampingi oleh Indonesia Diaspora SME-SMI Export Empowerment & Development (ID-SEED) yang ditunjuk Pertamina sebagai pendamping UMKM,” jelas Agustiandary.

Dihubungi terpisah, Tri Handayani selaku pemilik UMKM Raja Patin yang menjual kerupuk kulit ikan patin juga merasakan dampak bantuan pembinaan dari Pertamina.

UMKM yang berdomisili di Deli Serdang, Sumatera Utara, tersebut bergabung menjadi mitra binaan Pertamina pada April 2018. Saat itu, Raja Patin sedang kekurangan modal untuk membeli bahan baku yang mencapai 18 ton.

Pertamina pun memberikan berbagai bantuan kepada Raja Patin berupa permodalan, promo melalui acara bergengsi, dan dukungan dalam perizinan.

Bantuan yang diterima dari Pertamina juga membuat Raja Patin bisa bertahan menghadapi beratnya tantangan bisnis di masa pandemi. “Saat awal pandemi Covid-19, omset kami sempat turun sekitar 15%, tapi selebihnya omset kami malah bisa naik lagi,” ujar dia, Selasa (15/9).

Tri juga bersyukur bisa mengikutsertakan Raja Patin dalam ajang Pertamina SMEXPO 2020 lalu. Menurutnya, ajang tersebut memberikan banyak pengalaman berharga yang sangat bermanfaat bagi kelangsungan bisnis Raja Patin di masa mendatang.

Baca Juga: Wah, kredit bank daerah bisa tumbuh lebih tinggi dari rata-rata industri

Terlebih lagi, ada banyak UMKM yang ikut serta di ajang tersebut sehingga pihak Raja Patin bisa saling berbagi informasi dan pengalaman bisnis satu sama lain.

“Kami juga bisa melihat ada banyak pembeli dari seluruh dunia yang berpotensi membeli produk Raja Patin,” ungkapnya.

Selanjutnya: Tahun depan, pemerintah bakal suntik dana Rp 37,38 triliun untuk 8 BUMN

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×