kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengejar target, KLBF geber ekspor


Rabu, 04 Januari 2017 / 06:00 WIB
Mengejar target, KLBF geber ekspor


Reporter: Umi Kulsum | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Kalbe Farma Tbk menargetkan, pertumbuhan pendapatan dan laba bersih tahun ini masing-masing 8%-10%. Target pertumbuhan tersebut sama besar dengan yang mereka canangkan tahun 2016.

Kalbe Farma memang belum mempublikasikan kinerja tahun 2016. Namun kalau target pertumbuhan tahun lalu terpenuhi, minimal pencapaian pendapatan perusahaan ini adalah Rp 19,32 triliun.

Dus, hitungan target minimal pertumbuhan pendapatan tahun 2017 adalah Rp 20,87 triliun. Sejatinya, bisa saja Kalbe Farma mematok target pertumbuhan lebih besar ketimbang tahun lalu. Namun, mereka mempertimbangkan potensi fluktuasi rupiah tahun ini.

Karena mayoritas bahan baku farmasi adalah produk impor, risiko fluktuasi kurs terhadap produsen obat seperti Kalbe Farma menjadi tinggi. Tak kalah penting, industri farmasi juga tak bisa lepas dari pengaruh daya beli.

"Itu merupakan hal yang penting, kalau ekonominya lemah otomatis daya belinya pun ikut," ujar Vidjongtius, Direktur Independen sekaligus Sekretaris Perusahaan PT Kalbe Farma Tbk kepada KONTAN, Selasa (3/1).

Supaya target tahun ini tak meleset, Kalbe Farma akan memperbesar ekspor. Perusahaan berkode KLBF di Bursa Efek Indonesia itu membidik pasar di kawasan Timur Tengah.

Pada saat yang sama, mereka tak mau melewatkan peluang pasar di Asia Tenggara, Afrika Selatan dan Nigeria yang sudah tergarap. Namun, target kontribusi Kalbe Farma juga tak muluk-muluk. Mereka cuma ingin mengerek kontribusi penjualan ekspor, dari 5% tahun lalu menjadi 6% tahun ini.

Selain memperluas pasar, Kalbe Farma akan membikin produk anyar. Produk anyar tersebut berasal dari berbagai kategori produk, mulai dari obat resep, produk kesehatan maupun nutrisi.

Total, bakal ada lima hingga 10 produk baru tahun ini. Khusus produk nutrisi, Kalbe Farma mencium potensi pasar makanan bayi yang besar. Mengingat, edukasi makanan sehat untuk bayi juga makin meningkat. Milna adalah merek produk makanan bayi yang mereka bikin.

"Potensinya memang besar sekali," kata Vidjongtius.

Pengadaan obat dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) besutan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial juga menjadi incaran Kalbe Farma. Perusahaan itu menargetkan kontribusi penjualan obat dalam program JKN sebesar 5%-10% terhadap total pendapatan.

Capex Rp 1,5 triliun

Sementara untuk memperkuat lini produksi, Kalbe Farma berencana membangun pabrik ke-12 di Cikarang, Jawa Barat. Pabrik dengan investasi US$ 30 juta-US$ 40 juta tersebut bakal berwujud pabrik biofarmasi.

Target operasional pabrik biofarmasi pada tahun 2018. Pada tahap awal operasional, Kalbe Farma menargetkan pabrik beroperasi dengan kapasitas 10%-20% dari total kapasitas terpasang. Informasi saja, utilitas 11 pabrik Kalbe Farma yang lain belum mencapai puncak.

Utilitas rata-rata pabrik mereka 70%-75%. Supaya rencana ekspansi pabrik lancar, Kalbe Farma menyiapkan capital expenditure (capex) atawa dana belanja modal senilai Rp 1 triliun - Rp 1,5 triliun.

Selain untuk mendanai pabrik biofarmasi, capex tahun ini untuk membiayai perawatan mesin alias maintenance, pengembangan sistem teknologi informasi (TI) dan penguatan sistem distribusi. Patut dicatat, alokasi capex tahun 2017 sama besar dengan tahun 2016.

"Tahun lalu capex kami sama, yang terserap Rp 1 triliun hingga akhir tahun," terang Vidjongtius.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×